Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mei, 2004. —
“Bun, daddy kapan pulang?”
Rose mengelus surai putranya pelan. Ini sudah malam dan Jeno masih terjaga karena ingin tidur bersama ayahnya.
“Daddy pulang telat, sayang. Mending kita tidur duluan ya?” ajak Rose lembut.
Jeno menggeleng pelan. “I wanna waiting until daddy come in, nda..”
“Tidur yuk? Ini udah malem, sayang. Biasanya kalau anak kecil belum tidur nanti suka diculik.” bujuk Rose menakut nakuti.
Bocah itu melotot, dia langsung memeluk kaki ibunya erat. Dan Rose memekik senang karena upayanya berhasil untuk membujuk Jeno.
“Benelan?!”
“Iya, sayang. Makanya ayok tidur.” Rose mengenggam tangan Jeno lembut.
“Tapi.. Daddy?”
Rose tersenyum tipis. “Gapapa, daddy pasti pulang kok. Besok Jeno kan bisa ketemu daddy.” ucapnya.
Jeno mengangguk lemas. “Yaudah.. Deh..”
“Tapi!”
“Makan stoli dulu bun, yayaya?” Jeno menarik tangan ibunya ke dapur dan Rose terkekeh akan tingkah Jeno.
Re: stoli : stoberi
“Jangan banyak banyak, ya?”
“Tapi yang gede, bun. Jeno nggak suka stoli yang kecil.” dumel bocah itu.
Selagi Rose mematikan lampu di setiap ruangan rumahnya ini. Rose menyodorkan tiga buah stroberi dengan ukuran besar, Jeno diam. Anak itu sibuk memakan stoberinya di kursi.
“BUNAAAAA?!”
“Wait a minute!”
Jeno paling takut ditinggal sendiri, apalagi kalau pencahayaan di sekitarnya minim.