"Ayah, ibu, Luna pulang."
Viola yang sedang menyantap hidangan bersama kedua orang tuanya itu langsung menolehkan kepalanya kepada sosok saudara tirinya yang tiba-tiba saja berdiri di depan pintu sambil tersenyum kepadanya.
"Vio."
"Hmm." Jawabnya singkat.
"Kamu tidak merindukan kakak, hmm?"
Gadis berpenampilan modis itu tersenyum remeh. "Tidak. Memangnya kamu siapa? Dasar anak pungut tidak tahu diri! Berhentilah bertingah seperti saudara kandungku!"
"Viola Clara! Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada kakak? Padahal kakak benar-benar merindukanmu."
Luna menghampiri Vio dan hendak memeluknya, namun Vio langsung mendorong Luna hingga dirinya menabrak almari yang berada tepat di belakangnya. Sedangkan ibu dan ayahnya sama sekali tidak menggubris kedatangan Luna, dan mereka kembali melanjutkan acara makan mereka yang sempat tertunda sebentar ketika Luna datang.
"Ayah, ibu."
Tidak ada jawaban dari ayah dan ibunya. Luna hanya bisa tertunduk sambil menahan airmata yang hampir saja menetes. Hari-harinya selalu terasa berat, apalagi hari ini ia sempat bertengkar hebat dengan Jonas di depan umum.
Luna juga tidak paham dengan ibunya. Kalau ibunya mengacuhkan keberadaan Luna saat ini, mengapa pula tadi ibunya repot-repot meneleponnya? Padahal, Luna awalnya sudah merasa sangat bahagia karena ibunya mau menelepon dirinya dan bahkan mau berbicara kepadanya.
Namun, sepertinya ibunya itu hanya ingin membuat Luna semakin menderita setelah kedatangan Vio, karena pastinya Luna akan semakin tidak dianggap ada karena kini Vio sedang berada di rumah. Luna hanya bisa menghela napas dan berjalan masuk ke kamarnya, ia merasa begitu lelah dengan semua kejadian yang menimpa dirinya hari ini.
"Pah, besok mobilnya boleh Vio pinjam, tidak? Aku ingin bersenang-senang dengan teman-temanku mumpung aku berada di sini."
Ayahnya hanya mengangguk sambil mengusap kepala Vio dengan sayang, membuat Luna yang sedang mengintip menjadi iri melihat Vio yang sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.
"Meskipun mereka membenciku, aku tetap bersyukur karena setidaknya aku masih diterima dalam keluarga ini."
"Vio, yakin lo mau nyetir? Lo udah mabuk gini."
"Iya, lo semua mending diem aja, deh. Gue masih bisa nyetir, lagian gue belum terlalu mabuk juga. Mending lo semua masuk mobil sekarang, sebelum gue tinggal."
Teman-teman Vio, yakni Yura, Lia, Yuna, dan Dara, saling bertatap-tatapan secara bergantian, lalu mereka hanya bisa pasrah dan memasuki mobil Vio sambil mengencangkan seatbelt mereka, berharap Vio bisa menyetir mobil dengan aman meskipun dalam keadaan mabuk.
Setelah mendapatkan izin untuk membawa mobil ayahnya, keesokan harinya memang Vio langsung menghubungi teman-teman terdekatnya dan mengajak mereka untuk bersenang-senang seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIA
Romance[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, karena cintamu itu dapat mengubahku menjadi yang sempurna di matamu. Meskipun pada kenyataannya, aku tidak sesempurna itu.❞ ⠍⠑⠇⠕⠙⠊⠁ Jefri, adalah seorang lelaki p...