Melodia ㅡ Liontin Krisan

828 149 21
                                    

"Juna? Juna???"

Jefri terus saja memanggil nama adiknya yang sedang berganti pakaian di kamarnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Juna kembali menghampiri Jefri yang masih setia duduk di atas sofa, tidak bergeming sama sekali sejak tadi.

"Abang tidak mau mandi atau berganti baju dulu?"

"Nanti saja. Lebih baik cepat cari Boba sekarang, sebelum terlambat."

Juna merasa senang karena dari raut wajah Jefri, terlihat sekali jika kakaknya itu sangat mengkhawatirkan Luna, tetapi ia juga tidak boleh merasa tenang, karena saat ini Luna tengah menghilang. Juna segera meraih kunci mobilnya, lalu menggandeng Jefri menuju ke luar rumah. Baru saja ia hendak membantu Jefri untuk masuk ke dalam mobil, ia melihat sosok seorang wanita dengan pakaian yang terlihat sangat kacau balau sedang berjalan memasuki halaman rumah dengan langkah yang lunglai.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi padamu?"

Juna berteriak dan segera berlari menghampiri Luna, meninggalkan Jefri yang kini terlihat kebingungan di depan pintu mobil.

"Juna? Ada apa? Apa Boba pulang?"

"Amel! Ya Tuhan! Kenapa penampilanmu bisa sampai berantakan seperti ini? Kamu darimana saja semalam? Siapa yang berbuat seperti ini kepadamu? Katakan padaku, aku akan segera menangkap mereka!"

Juna mencengkeram kedua bahu Luna sambil memerhatikan beberapa luka di tubuh Luna, namun Luna hanya bisa tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya perlahan, enggan untuk menjawab pertanyaan Juna karena saat ini Jefri juga sedang berada bersama dengan mereka. Juna hanya bisa menghela napas sembari membantu Luna berjalan dan menyuruhnya untuk duduk di beranda rumah. Bahkan, Juna sampai melupakan kehadiran kakaknya yang sejak tadi bertanya kepadanya, namun sama sekali tidak dijawab olehnya.

"Boba? Boba pulang? Apa yang terjadi padanya? Juna? Kenapa kalian mengacuhkanku? Apa sekarang kalian menganggapku tidak ada, hah?" Teriak Jefri kesal.

Karena tidak ada jawaban dari sang adik, Jefri pun memutuskan untuk berjalan perlahan sambil mengayunkan kedua tangannya ke udara, hingga tangannya tersebut berhasil menyentuh punggung Juna. Lalu, ia berjongkok sambil meraba sekitar untuk mencari keberadaan Luna yang ternyata sudah ada di hadapannya.

"Apa yang terjadi padamu? Boba? Juna? Kenapa kalian diam saja?"

"Tidak terjadi apa-apa, bang."

"Bohong!"

Luna terus menggelengkan kepalanya dan menyuruh Juna agar tetap diam dan tidak mengatakan apapun pada Jefri tentang kondisinya yang terlihat menyedihkan saat ini.

Setelah diculik oleh Jonas kemarin sore, Luna memang langsung disekap dan dibawa oleh Jonas menuju ke klub miliknya. Setelah Luna sadar dan berusaha untuk kabur, Luna pun dihadiahi pukulan dan tamparan oleh Jonas. Sehingga, banyak luka lebam di wajah dan tubuhnya, dan bahkan masih ada bekas darah di sudut bibirnya.

Meskipun Luna sudah merasa tidak berdaya, ia tetap berusaha untuk sadar agar bisa segera melarikan diri. Setelah memastikan Jonas mabuk berat dan tertidur pulas, Luna pada akhirnya berhasil kabur dengan kondisi baju yang sudah robek di beberapa sisinya. Kini, ia hanya bisa memeluk dirinya sendiri, sampai tangan Jefri berhasil menyentuh bagian tubuhnya yang terluka.

"Argh!" Teriak Luna.

Jefri menghela napas dan memilih untuk duduk di samping Luna, lalu dengan perlahan ia menarik Luna ke dalam pelukannya. Juna yang sedari tadi memerhatikan tingkah kakaknya itu, hanya bisa tersenyum tipis melihat perkembangan yang terlihat pada diri Jefri.

"Jef?" Panggil Luna pelan.

"Siapa yang melukaimu? Apa orang yang hendak menjual organ tubuhmu kemarin yang menculikmu semalam? Jujurlah padaku."

MELODIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang