Melodia ㅡ Kisah Masa Lalu

720 127 13
                                    

"Bang, mumpung sepi. Abang deketin kakak cantiknya. Bilang aja mau beli bunga, terus iseng-iseng aja ajak kenalan."

"Abang masih belum berani. Kamu saja yang membeli bunganya, lalu ajak dia berkenalan."

Juna menghela napas kasar karena sampai detik ini kakaknya itu masih saja tidak berani mendekati gadis pujaannya. Ia lalu berpikir sejenak sambil memerhatikan Luna dari kejauhan, lalu ia menarik paksa tangan kakaknya untuk berjalan mendekat ke arah Luna.

"Juna! Abang tidak mau ke sana. Lepaskan tangan abang!"

"Kalau aku tidak bertindak seperti ini, sampai kiamat pun abang tidak akan pernah berani mendekatinya."

"Abang tidak mau, Juna. Abang malu!"

Jefri berusaha melepas genggaman tangan Juna, tetapi sayangnya mereka berdua sudah sampai di tempat Luna berjualan. Juna mendorong Jefri maju ke depan, lalu dirinya berlari menjauh dari lokasi tersebut untuk mencari tempat persembunyian.

"Awas kamu, Juna! Abang potong uang jajan kamu!"

Juna tertawa terbahak-bahak di tempat persembunyiannya sambil menjulurkan lidahnya pada Jefri yang sudah terlihat kesal itu. Ia lalu memberi kode pada Jefri untuk segera membeli bunganya, namun Jefri malah hanya berdiri sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Mau beli bunganya, kak?"

Jefri mendadak berkeringat dingin ketika Luna berbicara kepadanya. Apalagi Luna juga memandang ke arahnya sembari tersenyum manis, membuat pandangan mata Jefri menjadi tidak fokus. Sambil menelan salivanya, ia memberanikan diri untuk berjongkok, namun pandangan matanya hanya terfokus pada bunga krisan yang dijual Luna. Ia tetap tidak berani memandang mata Luna secara langsung, bisa-bisa ia akan mempermalukan diri sendiri di depan gadis pujaannya itu.

"Kakak mau beli bunga warna apa? Untuk pacarnya, ya?"

'Iya, untuk kamu.' Batin Jefri.

"Kak?"

"Hah? A-apa? G-gimana?"

Luna terkekeh pelan karena Jefri terlihat salah tingkah. Ia lalu menyodorkan beberapa bunga krisan dengan warna berbeda-beda, tak lupa juga untuk menjelaskan makna bunga setiap warnanya agar calon pembelinya itu tidak bingung.

"Saya jelaskan dulu arti bunganya ya, kak. Untuk krisan warna perak ini memiliki makna untuk mengungkapkan perasaan sayang terhadap sahabat atau teman dekat. Lalu krisan merah ini memiliki makna untuk mengungkapkan cinta pada lawan jenis. Kemudian krisan kuning ini menandakan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lalu, krisan putih ini menandakan kesetiaan dan cinta yang tulus kepada seseorang, dan krisan ungu mengungkapkan hasrat yang kuat untuk hidup sehat."

"Aku i-ingin krisan putih." Jawab Jefri gugup.

"Mau berapa tangkai, kak? Jumlah tangkainya juga memiliki makna yang berbeda, lho. Saya jelaskan per tangkainya dulu, ya? Kalau hanya satu tangkai, berarti dia adalah milik kakak seorang."

'Ku harap kamu adalah milikku.'

"Kalau 12 tangkai artinya untuk menyatukan dua hati."

'Ku harap aku bisa menyatukan hatiku dengan hatimu.'

"Kalau 13 tangkai, berarti kakak adalah seorang secret admirer."

'Iya aku adalah pengagum rahasiamu.'

"Lalu 24 tangkai artinya kakak memikirkan orang tersebut selama 24 jam penuh."

'Iya, aku juga memikirkanmu selama 24 jam penuh. Apa harus ku jumlahkan semuanya? 1 ditambah 12 ditambah 13 ditambah 24 sama denganㅡ astaga, aku tidak bisa berpikir karena gugup berada di dekatnya. Terlebih aku juga harus bertanya siapa namanya. Jefri, jangan gugup. Bisa-bisa kamu kencing di celana dan malah akan mempermalukan dirimu sendiri.'

MELODIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang