"Jadi, selama ini kamu selalu menyuruh Juna untuk membeli bunga krisanku setiap sore? Pantas saja aku merasa tidak asing dengannya. Aku ingat dulu Juna bilang kalau kakaknya menyukaiku, awalnya aku anggap hanya bercanda, tetapi ternyata yang dikatakannya memang benar."
Jefri terus mengangguk-anggukkan kepalanya sambil terus memeluk Luna dari samping. Tingkah Jefri semakin terlihat manja karena keduanya kini sudah berada di rumah, jadi Jefri merasa bebas karena hanya ada mereka berdua di rumah.
"Tapi, aku bahagia karena mengetahui bahwa Luna-ku selama ini menjadi perawatku. Aaaaaa, Jefri bahagia, Bobaaaa!!!"
"Astaga, Jef! Kenapa tingkahmu semakin manja seperti ini? Kamu bukan anak kecil lagi." Sahut Luna geli.
"Eunggg, tidak tahu. Jefri tidak tahu kenapa bisa manja seperti ini sama Boba."
Luna semakin merinding melihat tingkah Jefri yang seperti anak-anak. Ia letakkan telapak tangannya di kening Jefri, tetapi Jefri terlihat baik-baik saja.
"Tidak panas. Kamu tidak sakit kan, Jef? Apa kita periksa saja ke dokter? Siapa tahu kamu menjadi seperti ini setelah dipukul oleh Jonas tadi."
Jefri menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil mengeratkan pelukannya pada Luna. Lalu ia mendongakkan kepalanya dan menatap kosong ke arah Luna sambil mengerucutkan bibirnya karena kesal mendengar nama Jonas disebut olehnya.
"Jangan sebut nama Jonas lagi, Jefri tidak suka!"
Luna terkekeh sambil mencubit pipi Jefri karena gemas. Ia menyayangkan sikap Jefri yang tidak pernah berani untuk mendekatinya selama ini. Padahal kalau dia berani, Luna pasti sudah bisa lepas dari Jonas sejak lama.
"Aku heran kenapa kamu takut mendekatiku, padahal kamu adalah seorang polisi. Berhadapan dengan orang jahat adalah tugasmu, tetapi kenapa kamu malah penakut sekali terhadap perempuan sepertiku? Kalau aku tahu kamu menyukaiku, aku mungkin bisa lepas dari Jonas sejak dulu. Aku lelah karena tidak bisa melepaskan diri darinya. Sekalinya aku berusaha kabur, dia pasti akan menyiksaku. Jadi, aku tidak punya pilihan lain selain menerima semua perlakuan kasarnya."
"Maafkan aku, aku tidak tahu kalau kamu disiksa terus olehnya. Aku pikir dia tidak akan setega itu sampai berbuat kasar kepadamu, tetapi ternyata aku salah. Seharusnya sejak dulu aku sudah merebutmu darinya. Maafkan aku, Boba. Aku menyesal sekarang." Ucap Jefri lemas.
"Sudahlah, lagi pula semuanya juga sudah berakhir. Aku sudah tidak mencintainya lagi, dan kuharap dia tidak akan lagi mengganggu hidupku. Meskipun saat di taman tadi dia lagi-lagi mengancamku, aku berusaha untuk tidak takut. Mungkin saja dia tadi hanya menggertakku."
"Boba, aku janji setelah aku bisa melihat kembali, aku akan melindungimu dengan sepenuh hatiku. Kalau perlu, aku akan memenjarakan Jonas untukmu. Kalau dia berani menyentuhmu dan melukaimu lagi, aku tidak akan tinggal diam seperti tadi."
Luna hanya mengangguk dan mengecup pipi Jefri beberapa kali. Ia ingin mengatakan bahwa dirinya juga telah mencintai Jefri, tetapi ia masih merasa tidak pantas meskipun Jefri juga menyukainya sejak lama.
"Jef?"
"Hmm? Ada hal lain yang mau kamu katakan padaku?"
"Kenapa kamu menyukai orang sepertiku? Aku merasa bukan wanita yang spesial, aku hanya seorang penjual bunga dan anak pungutㅡ"
"Aku juga anak tiri, Boba. Aku sama sepertimu. Jangan bilang kalau kamu tidak spesial, kamu spesial dan berharga untukku. Aku tidak tahu mengapa aku bisa mencintaimu selama ini, namun yang pasti, kesederhanaanmu itulah yang membuatku suka. Kamu setia berjualan bunga setiap hari, dan bahkan kamu tetap tersenyum meskipun bungamu tidak terjual habis. Sejak itulah aku mulai menyuruh Juna untuk membeli bunga krisanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIA
Romance[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, karena cintamu itu dapat mengubahku menjadi yang sempurna di matamu. Meskipun pada kenyataannya, aku tidak sesempurna itu.❞ ⠍⠑⠇⠕⠙⠊⠁ Jefri, adalah seorang lelaki p...