Melodia ㅡ Penjual Bunga Krisan

2.1K 170 27
                                    

Pada tahun 2012 silam...

"Jun, tolong dong beliin abang bunga krisan warna putih di pojok sana."

Seorang laki-laki berumur 20 tahun itu mengarahkan jemari telunjuknya ke arah seorang penjual bunga krisan yang sedang duduk di ujung taman kepada adiknya.

"Beli sendiri lah, bang. Kan abang udah gede."

"Abang malu. Tolong beli sebuket aja, nanti uang jajanmu abang tambah jadi dua kali lipat. Gimana?"

"Serius, bang???"

Adik dari lelaki tersebut berteriak kegirangan, membuat sang kakak langsung membekap mulut adiknya karena takut suaranya tersebut terdengar oleh si penjual bunga krisan. Padahal, jarak mereka tidak terlalu dekat, tetapi lelaki tersebut tetap takut jika presensinya terlihat oleh sang gadis pujaan.

"Hmmph..."

"Bisa gak sih gak usah teriak-teriak? Nanti dia denger."

Adiknya hanya bisa mengangguk pasrah, lalu sang kakak segera melepaskan adiknya dan memberinya uang untuk membeli sebuket bunga krisan. Sang adik dengan senang hati mengambil uang tersebut dan segera berlari menghampiri si gadis penjual bunga krisan yang tengah fokus menata bunga-bunganya yang belum habis terjual.

"Halo kak..."

"Halo adik kecil, mau beli bunga?"

Si penjual bunga tersebut tersenyum manis kepada calon pembelinya, sambil masih merapikan beberapa bunga krisan yang ia tata pada keranjangnya.

"Iya, kak. Juna mau beli sebuket bunga krisan warna putih buat kakaknya Juna."

"Kakaknya Juna suka bunga krisan, ya? Tunggu sebentar ya adik manis, kakak rangkaikan dulu."

Sang adik kecil yang memiliki nama lengkap Juna Araska itu hanya mengangguk sambil berjongkok di hadapan sang penjual, tengah mengamati gadis cantik tersebut yang sedang merangkai bunga krisan untuknya.

"Kakak cantik banget. Pantes aja kakaknya Juna suka sama kakak."

"Hah? Kakaknya Juna laki-laki? Kakak kira perempuan."

Gadis tersebut hanya terkekeh pelan, lalu memberikan sebuket bunga krisan kepada Juna. Juna pun mengulurkan tangannya untuk mengambil buket bunga tersebut sambil menyodorkan selembar uang kertas bernilai besar kepada sang penjual.

"Kembaliannya ambil aja ya kakak cantik. Juna pergi dulu."

"Eh, ini uangnya kebanyakan, Juna."

Gadis tersebut hendak berdiri dan mengejar Juna, namun sayangnya ada pembeli lain yang hendak membeli bunganya. Terpaksa, ia menyimpan uang tersebut dan akan mengembalikan kembaliannya jika sewaktu-waktu anak tersebut datang kembali untuk membeli bunganya.

Setelah selesai membayar buket bunganya, Juna segera berlari menuju sang kakak yang sedang menunggu dirinya sambil tak henti-hentinya menatap wajah si gadis pujaannya dari kejauhan.

"Nih, bang, bunganya."

Juna menyodorkan bunga tersebut kepada kakaknya, dan sang kakak menerimanya sambil tersenyum manis, lalu mengusak rambut adiknya dengan lembut.

"Makasih, ya? Kamu emang adek abang satu-satunya yang bisa diandalkan."

"Juna gitu loh. Terus uang jajan tambahannya jangan lupa ya, bang Jefri."

Kakaknya yang bernama Jefri Araska itu hanya mengangguk, lalu tatapannya kembali ia alihkan kepada gadis pujaannya. Jefri memang menyukai si penjual bunga krisan sejak si penjual tersebut berjualan di taman beberapa tahun lalu. Parasnya yang cantik memang langsung membuat Jefri terpesona pada pandangan pertama.

MELODIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang