Melodia ㅡ Anak Adopsi

782 145 35
                                    

"Boba, besok lusa sudah weekend, bukan? Ayo kencan denganku." Ucap Jefri ketika Luna tengah menyuapinya makan di kamar.

"Mau kencan di mana? Di taman?"

"Hmm, boleh. Di mana pun aku tidak masalah, asal aku bisa menghabiskan waktu berdua denganmu."

"Bukankah setiap hari kita juga selalu berdua, Jef? Apalagi Juna juga pergi bekerja dan pulang malam setiap hari."

Jefri mendadak kesal. "Bukan begitu maksudku, Bobaaaa."

"Abaaang! Papa dan mama akan pulang malam ini. Oh, shit, aku lupa tidak memberitahu mereka tentang keadaan bang Jef! Bagaimana ini?"

Juna berjalan mondar-mandir di dekat meja makan, sedangkan Jefri bergegas berjalan turun bersama Luna setelah mendengar suara teriakan adiknya dari bawah.

"Papa dan mama akan pulang? Tiba-tiba? Jika mereka terkejut dan malu dengan keadaanku, bagaimana? Juna, kamu benar-benar belum memberitahukan keadaanku kepada mereka?"

Juna menundukkan kepalanya. "Belum bang, maaf."

"Maksudnya bagaimana, Jef? Juna? Maksudnya orang tua kalian belum tahu jika Jefriㅡ"

"Iya. Aku terpaksa merahasiakannya dari mereka." Timpal Juna cepat.

"Kenapa? Kenapa kamu merahasiakannya?" Luna sangat penasaran, bagaimana bisa orang tua mereka tidak diberi tahu masalah keadaan Jefri?

"Orang tua kamiㅡ ehm, bang Jef, apa bang Jef mau berpura-pura sedang menginap saja di rumah teman? Atau bekerja lembur di kantor, mungkin? Aku tidak mau abangㅡ"

Jefri menggeleng sembari mencoba meraih tangan Juna. "Tidak apa-apa, Juna. Kamu tenang saja, sudah saatnya mereka tahu keadaan abang sekarang. Lagi pula, sebentar lagi abang akan operasi, bukan? Semoga saja mereka bisa memakluminya."

"Tapi tetap saja aku tidak tega, bang. Abang menurut saja denganku, dan aku jamin abang pasti akan aman. Aku antar abang ke tempat teman abang, ya? Bersama Amel juga. Oh, atau malam ini kalian tidur di hotel saja? Bagaimana?"

Jefri tetap menggelengkan kepalanya sambil tersenyum manis ke arah adiknya. Ia berusaha tetap tenang sambil memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi ketika orang tua tirinya itu tahu dengan kondisinya saat ini. Ia mencoba untuk tidak gelisah, meskipun ia kini tengah menggenggam tangan Juna dengan sangat erat. Terlihat jika Jefri tetap merasa takut meskipun ia sudah berusaha memberi sugesti kepada dirinya sendiri jika semuanya akan baik-baik saja.

Luna menyadari perubahan ekspresi di wajah Jefri, dan ia memilih untuk memeluk Jefri agar membuatnya tenang. Ia tidak tahu apa alasan Juna merahasiakan kondisi Jefri kepada orang tuanya. Namun, ia menyadari jika ada hal buruk yang akan segera terjadi malam ini.

 Namun, ia menyadari jika ada hal buruk yang akan segera terjadi malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjelang malam, Juna semakin gelisah dan merasa tidak tenang. Kakinya terus bergerak dan tangannya sejak tadi terus mengetuk-ngetuk meja sambil menatap ponselnya. Dalam hati, ia berharap jika orang tuanya itu batal berkunjung ke rumah mereka, namun sepertinya keinginannya kali ini tidak terkabul.

MELODIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang