Chapter 16 - Sikap Dingin

9.2K 1.4K 204
                                    

Heejin baru aja pulang setelah dapet pengusiran secara halus dari Minho, Heejin pulangnya dianter sama Jisung makek motor, meski harus nerobos hujan dan makek mantel, tapi setidaknya itu lebih baik daripada harus menghadapi perang dunia ketiga di dalam apartement.

Jisung awalnya udah berniat kabur aja setelah nganterin Heejin balik, tapi pesan singkat dari Minho ngebuat niatnya goyah

Dengan penuh keraguan, Jisung ngebukak pintu apartementnya Minho dan ngeapetin sang empunya udah duduk anteng di sofa, nunggu kedatengan Jisung dari tadi.

"Sudah kembali? Cepat duduk di sini." ucap Minho sambil nunjuk sofa di hadapannya dengan kedikan dagu.

Jisung nelen ludahnya gugup dan milih buat nurut aja.

"Siapa gadis tadi?" tanya Minho pas Jisung udah duduk di depannya.

"Bukan urusan lo." jawab lelaki manis tersenut sambil ngebuang muka, gak berani natep wajah datar Minho.

"Saya bertanya, siapa gadis tadi, saya tidak mengharapkan jawaban seperti barusan Han Jisung."

Jisung nyerngitin alisnya kesel.

"Ck, dia temen gue, puas?" tanya Jisung kesel, sebenernya si manis ngerasa takut sekarang tapi Jisung juga gak suka diintimidasi makanya sifat sifat ngeselinnya justru keluar di waktu yang gak tepat.

"Kenapa kamu mengajaknya ke sini? Bukannya kamu tau kalau saya tak suka jika ada yang datang ke sini."

Jisung ngeberaniin diri buat natep manik matanya Minho. "Terus gue harus apa, ngebiarin dia mati kedinginan di halte bis gitu?" Jisung ngomong dengan nada nyolot, toh Jisung gak salah lalu kenapa harus takut? Niat Jisung kan baik cuman mau nolongin doang terus kenapa Minho begitu ngepermasalahin?

"Kamu suka dengannya kan?"

"Kalau iya emangnya kenapa?"

"Jauhi dia, saya tak suka."

"Siapa lo ngatur ngatur gue?"

Minho tersenyum miring kemudian ngedeketin wajahnya ke wajah Jisung.

"Saya pemilikmu jika kamu lupa." bisik Minho di telinga yang lebih muda dan ngejilat telinga Jisung sekilas sebelum akhirnya jalan pergi ke kamarnya.

Jisung natep kepergian Minho dengan shok. "Sinting tuh orang."

"Belikan saya kopi."

"Hah apa?" tanya Jisung bingung, apa apaan Minho barusan, kok merintah merintah dirinya sih?

"Saya tak mau tau, dalam lima menit sekaleng kopi itu harus sudah ada di meja kerja saya."

Jisung yang lagi asik asik rebahan itu seketika ngebuletin matanya, gimana caranya dia bisa turun ke bawah lalu balik naik lagi dalam lima menit?

"Waktu terus berjalan."

"Gak, gue gak mau."

"Baiklah, rahasiamu akan saya sebar." ucap Minho santai sambil bersandar di ambang pintu kamarnya Jisung. Sebenenrya Minho juga gak tega main ngancem ngancem gini, tapi mau gimana lagi, Jisung sesekali harus diberi pelajaran supaya gak ngebangkang terus.

"BACOT!" Jisung seketika berdiri dari acara rebahannya dan lari kalang kabur keluar apartement.

"Kamu yakin tidak akan membawa uang?" tanya Minho dengan santai masih dengan berdiri di ambang pintu.

Jisung yang udah sampek di deket pintu apartement seketika ngebalikin langkahnya buat ngambil uang yang disodorin sama Minho.

Setelanya Jisung langsung lari mati matian menuju ke lantai bawah. Lebih cepet lompat lompatin tangga daripada nungguin lift dateng.

Setelah berjuang keras, pada akhirnya Jisung tetep aja gagal kembali dalam lima menit. Dengan nafas yang ngos ngosan, Jisung masuk ke dalam ruang kerja Minho. Sumpah ya, Jisung barusan lari larian sambil ngelompatin dua anak tangga sekaligus, ngebuat kakinya sekarang serasa mau copot aja.

"Ini hah...minumannya hah hah..." nafas Jisung masih belum beraturan, keadaannya kacau sekarang, mana dahinya udah keringetan lagi.

Tapi sayangnya Minho milih buat abai dan ngelirik sekaleng kopi yang Jisung taruh di atas mejanya tanpa minat sedikitpun.

Minho lalu ngelirik jam tangannya dan madang Jisung setelahnya.

"Kamu telat satu menit, saya sudah tak menginginkannya lagi, kamu bisa membuang itu."

Jisung kok kesel ya?

"Apa apaan maksud lo sat!?" tanya Jisung ngegas sambil ngegebrak meja kerjanya Minho. Tapi Minho masih aja bisa nanggepin dengan santai disaat emosi Jisung tengah meledak ledak.

"Salahmu karena telat."

"Eh lo pikir gue punya alat transportasi gitu? Ke bawah itu capek njing, perlu perjuangan dan lo malah mau ngebuang gitu aja?" Jisung numpahin segala emosinya, bukannya lebay, Jisung cuman ngerasa gak dihargai sekarang, padahal kan Jisung udah berusaha keras.

Ya kurang lebih itulah yang Minho rasain selama ini Sung, gak dihargai.

"Tolong jaga bahasamu Han Jisung." desis Minho tajam, Minho seriusan gak suka dengan kalimat kasar yang Jisung lontarin barusan.

"Peduli setan!" Jisung langsung ngebalikin tubuhnya dan hendak jalan pergi menuju ke kamar. Tapi sayang tangannya udah terlebih dahulu dicekel sama Minho.

Brukkk...

Minho narik dan ngedorong tubuh Jisung sehingga kini pinggang Jisung berbenturan dengan meja kerjanya. Pemuda Lee itu ngukung Jisung di dalam kuasanya.

"Jangan bermain main dengan saya lebih dari ini."

Jisung ngerahin semua tenaga yang dia punya untuk ngedorong tubuh Minho ngejauh.

"Gue gak bermain main sama lo ya. Terserah lo mau minum kopi itu atau enggak, tapi yang pasti gue capek dan pengen tidur. Selamat malam." ucap Jisung dengan nada suara yang ditekan di akhir kalimat.

Jisung kemudian jalan ke arah pintu namun belum sempet kakinya nyampek di ambang pintu, Jisung udah ambruk duluan, kakinya bergetar kecil karena gak kuat nopang beban tubuhnya.

Ah Jisung benci dirinya yang lemah.

"Sialan." umpat Jisung pelan sembari mencoba untuk berdiri, tapi sayangnya Jisung malah jatuh lagi. Efek lari larian barusan bener bener nguras tenaganya.

Jisung padahal udah berencana buat ngesot untuk sampai ke kamar, tapi niatnya itu harus dia urungkan saat ngerasa tubuhnya terangkat.

Pas Jisung noleh, ternyata itu semua ulah Minho. Jisung jelas berontak dong.

"Turunin gue!"

"Sudah diam." Jisung langsung kicep dan milih diem aja selama Minho ngegendong dia masuk ke kamar. Tapi bukannya kamar Jisung, Minho malah ngebawa Jisung masuk ke dalam kamarnya sendiri.

"Maaf, nanti kopinya akan saya minum. Saya hanya ingin kamu merasakan apa yang saya rasakan."

Jisung bener bener gak ngerti dengan perilaku Minho malem ini.

Jisung bener bener gak ngerti dengan perilaku Minho malem ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Tertanda, 08/05/2020

Bee, ANJIR MATI LAMPU

Mogu Mogu [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang