Belakangan ini tengah ada masalah di perusahaan Minho. Salah satu peruhaaan yang bakal diajak kerja sama dalam pembangunan proyek mendadak ngebatalin kontrak karena kendala dana yang ternyata gak sesuai dengan perkiraan.
Minho jadi kelimpungan dan ngurus banyak hal untuk nutupin dana yang minus, ngebuat Minho jadi kerja siang malam bahkan lelaki tersebut selama dua hari ini gak pulang ke apartement sama sekali.
Jisung ngerasa mungkin sekarang perannya diperlukan, oleh karena itu sepulang sekolah ini Jisung langsung ngebeli makanan dan berencana mau dia bawain buat Minho. Tenang, Jisung udah tau dimana letak perusahaan Minho kok, maksudnya, emang siapa sih yang gak tau gedung Lee Corp? Semua orang juga tau kali.
Dengan modal nekat dan juga pakaian sekolah yang masih melekat di tubuhnya, Jisung langsung masuk ke gedung pencakar langit tersebut layaknya anak tk nyasar. Jisung bahkan dapet pandangan aneh dari beberapa orang hingga pada akhirnya Jisung dihampiri oleh seorang satpam yang sedang bertugas.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam tersebut sopan.
"Ah iya, saya ingin bertemu dengan Lee Minho, apakah dia ada?" tanya Jisung sambil celingukan, kali aja Minho lewat ye kan.
"Apakah anda sudah membuat janji?"
Jisung ngegelengin kepalanya. Kan niat Jisung itu datengnya dadakan, makanya dia main ke sini tanpa ngabarin Minho dulu.
Si satpam senyum minta maaf. "Beliau ada tapi mohon maaf, beliau tengah sangat sibuk. Anda bisa kembali setelah membuat janji dengannya."
"Tu-tunggu sebentar, biar saya telfun dulu orangnya." ucap Jisung sambil ngerogoh ponselnya dari saku celana.
Si satpam ngebuletin matanya, emang ada hubungan apa anak SMA ini sama atasannya sampai sampai nih anak punya kotaknya Minho?
Jisung sedikit bersyukur karena Minho maksa dan ngotot supaya Jisungn nyimpen nomor ponselnya, dan voilaaa...ternyata hal itu ada gunanya juga.
Perlu beberapa saat sampai telfunya diangkat sama Minho. Tuh anak keliatan lagi ngomong sama Minho terus gak lama Jisung nyerahin ponselnya ke satpam yang masih berdiri setia di sampingnya.
"Ini ponsel anda, biar saya antar ke ruangan beliau. Maaf atas ketidaknyamanannya." ucap si satpam sambil nyerahin ponsel Jisung ke pemiliknya. Tadi satpam tersebut dapet arahan langsung untuk nganter Jisung ke ruangannya, dan tanpa banyak bertanya dia langsung ngeiyain ucapan atasannya itu.
•
Setelah ngelewatin beberapa lantai, pada akhirnya Jisung bisa berdiri di depan pintu bertuliskan CEO di atas pintunya. Demi sopan santun karena saat ini dia tengah berada di perusahaan, Jisung ngetuk pintunya terlebih dahulu dan baru berani masuk setelah dapet sahutan dari dalam.
Gak tau kenapa Jisung malah deg degan pas ngeliat Minho dengan pakaian kantorannya tengah duduk di meja CEO sembari berkutat dengan banyak dokumen di depannya.
Minho nolehin kepala sekilas kemudian nyempetin diri untuk ngelemparin senyum ke arah Jisung sebelum akhirnya kembali fokus dengan kertas di depannya.
"Kenapa kamu tiba tiba dateng? Apa terjadi sesuatu?" tanya Minho dengan kepala yang masih tertunduk.
Jisung jalan ngedeket dan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Minho.
"Gak ada, gue cuman iseng mampir doang. Oh iya, tadi gue juga beliin elo makan." ucap Jisung sambil naruh bungkusan makanan di atas meja yang masih tersisa tempat kosong.
Minho ngedongkakin kepalanya dengan ekspresi terkejut, ternyata Jisung bisa semanis dan seperhatian ini.
"Terimakasih banyak, sayang."
Jisung terdiam, bukan, bukan karena panggilan sayang yang Minho lontarkan, melainkan karena dari jarak sedekat ini, Jisung bisa menyadari wajah Minho yang bener bener pucet sekarang.
Dalam diam, Jisung ngebawa tangannya dan ditempelin ke dahi Minho.
"Astaga panas banget." Jisung langsung panik plus heboh waktu ngerasa suhu tubuh Minho yang udah di atas suhu normal.
"Benarkah? Pantas aku merasa pusing sejak pagi." ucap Minho polos sambil nempelin tangannya sendiri ke dahi. Tapi Minho gak ngerasa panas karena sebenernya tangannya itu saat ini tengah dingin. Ciri ciri orang yang terkena demam.
"Ho lo mending istirahat dulu."
Minho nurut karena sadar kondisinya emang lagi gak fit. Dengan bantuan dari Jisung, Minho akhirnya milih untuk duduk di sofa panjang yang tersedia di ruangan tersebut. Minho ngeras tubuhnya kedinginan dan bahkan Minho sampek mengigil, padahal suhunya itu lagi panes panesnya.
Jisung panik dan gak tau apa yang harus dilakuin selain meluk tubuh yang lebih besar.
"Sung, biarkan aku memelukmu sebentar aja."
Jisung nganggukin kepalanya. "Gue gak masalah selama apapun lo meluk gue."
Minho senyum tipis lalu mulai meluk tubuh kecil Jisung.
Lama kelamaan, mata Minho terpejam di dalam pelukan Jisung.
•
Udah sepuluh menitan ini Jisung nyobak ngebangunin Minho tapi gak berhasil juga. Oh ayolah, Minho ini udah tidur cukup lama.
"Ho, Ho bangun." ucap Jisung sambil nepuk nepuk pipi Minho. Banyak cara udah Jisung lakuin, bahkan setelah ngecup bibirnya, Minho gak kunjung bangun juga.
Dan Jisung akhirnya gak cukup bego untuk nyadarin kalau Minho lagi gak sadarkan diri sekarang. Sadarnya dari tadi kek.
"Astaga mampus." karena panik, mendadak tenaga Jisung jadi berlipat lipat lebih kuat. Tuh anak langsung ngegendong Minho ala ala brydal style gitu turun ke lantai bawah, ya meski naik lift tapi kan bakal capek juga.
Beberapa orang yang gak sengaja papasan sama Jisung auto kaget dan nawarin diri buat ngebantuin tapi malah dikacangin sama Jisung. Maklum lah, orang panik.
Dengan sisa tenaganya, Jisung ngedudukin Minho di atas motor yang tadi dia bawa, Jisung bersyukur part dua karena entah kesambet apa dia malah ngebawa kabur motor Minho tadi pagi. Mungkin semuanya udah dirancang supaya Jisung bisa nganter Minho ke dokter kali ya.
Jisung kok pinter pinter bego sih, daripada kayak gini dan ngebahayain keduanya, mending pesen taksi aja atau kalau gak ya minta anter sama orang kantor, bukannya malah ngiket Minho ke tubuh Jisung makek jaket.
Untung rumah sakitnya gak jauh jauh amat jadi Jisung gak ditilang sama polisi.
Tolong maklumi Jisung, dia cuman ngerasa khawatir berlebihan oke.
"Ck, bikin gue takut aja." gumam Jisung sambil sedikit nolehin kepalanya ke samping, tepat beberapa senti dari wajah Minho yang tengah bersandar di pundaknya saat ini.
To Be Continue
Tertanda, 21/06/2020
Bee, hujan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mogu Mogu [Minsung] ✔
Fiksi PenggemarKisah tentang Han Jisung, si pemuda super petakilan yang menjadi sugar babynya Lee Minho- CEO muda berwajah malaikat dengan segala bahasa formalnya yang menyebalkan. "Sialan, liat aja, gue bakal bongkar segala sifat buruk lo." -Han Jisung. "Silahkan...