Minho ngedarin pandangannya ke sekitar guna ngeliat keadaan bar di salah satu kawasan elite yang dia datangin. Oh ayolah, ini bukan kali pertama dia ke sini, Minho beberapa kali emang sering mampir hanya sekedar untuk minum dan ngelepas beban yang selama ini dia pendam.
Tapi tenang aja, biasanya sekacau apapun keadaan Minho, dia gak bakal sampek lepas kendali dan berujung nidurin salah satu jalang yang ada, Minho masih suci dan sama sekali gak berniat untuk ngelakuin sex terlebih di tempat kayak gini, maaf aja tapi Minho belum berminat kena penyakit mematikan bernama Aids.
Namun beda dengan kali ini, Minho udah bener bener kehilangan kepercayaan dengan yang namanya cinta, patah hati terbesarnya ngebuat sesuatu bejat dalam diri Minho bangkit. Ngerasa dihianati, Minho berpikir untuk ngebuat orang lain ngerasain hal yang sama kayak apa yang dia rasain. Minho kehilangan akal sehatnya.
Takk...
"Satu gelas lagi." ucap Minho sambil naruh gelas kosong yang dari tadi dia pegang. Bartender di sana nganggukin kepalanya dan nuangin red wine yang Minho pesan ke dalam gelas. Tanpa nunggu lama, setelah gelasnya terisi penuh, Minho langsung meminumnya dengan rakus.
Netranya berkeliling ngamatin suasana bar yang...ya you know lah, ramai dan bising. Minho sadar kok dengan beberapa jalang yang natep dirinya lapar, ya meski Minho gak bermaksud sombong tapi pada dasarnya Minho itu emang beneran ganteng sehingga bisa narik minat siapapun untuk tidur bareng.
Minho pikir dia bakal nyobak 'nyicipin' salah satu diantara mereka malem ini, ya tapi Minho tetep bakal pilih pilih lah, dia mau nyari yang masih 'baru', kalau pun ada sih.
"Jin, dimana bosmu?" tanya Minho ke arah Ryujin –salah satu bartender yang cukup akrab dengannya-.
Ryujin nolehin kepalanya sekilas ke Minho lalu sedetik kemudian kembali fokus dengan minuman dan gelas di hadapannya.
"Ada, kenapa emang?"
"Saya ingin bertemu dengannya."
"Ck, lo tau kan gue selalu benci dengan gaya bahasa lo yang formal itu."
Minho muter bola matanya males, kenapa pula Ryujin selalu ngepermasalahin cara berbicaranya?
"Saya tak ada waktu oke, cepat katakan bosmu ada atau tidak?"
Ah, sekedar informasi, Minho ini adalah tipikal manusia nyebelin dengan segala bahasa formalnya. Menurut Ryujin Minho itu terlalu kaku, dia ngobrol sama semua orang itu layaknya lagi ngomong sama klientnya. Hidup Minho terlalu kaku dan monoton, tentu aja berbanding terbalik dengan hidup Ryujin yang berwarna juga liar, oleh karena itu Ryujin bakal selalu protes pas ngedenger Minho ngomong. Gak tau dah kenapa Ryujin bisa jadi yang paling sering ngehandle minuman Minho pas tuh cowok dateng ke sini.
Sekarang giliran Ryujin yang muter bola matanya males. Ryujin gak langsung ngejawab, dia ngedarin pandangannya ke sekitar bar dan juga lautan manusia yang lagi dugem, bercumbu dan juga errr...sex?
"Nah itu dia." ucap Ryujin sambil nunjuk ke arah tangga lantai dua. Bener aja sih, pemilik bar ini keliatan baru turun dari atas sana.
Minho nganggukin kepalanya dan setelah ngucapin makasi, Minho langsung pergi ke hadapan cewek dengan pakaian merah dan tentu sangat minim itu.
"Lisa." panggil Minho sedikit keras, takutnya tuh cewek gak ngedenger suaranya karena tenggelam sama suara musik yang mengalun.
Tapi untungnya pendengaran Lisa cukup baik karena dalam sekali panggilan aja dia langsung noleh.
"Minho? Kenapa?" tanya Lisa dengan senyum mengembang di wajahnya. Minho sempet terpesona selama beberapa detik tapi langsung dia tepis begitu aja. Minho kadang heran, Lisa itu keliatan gak cocok ada di tempat kayak gini, raut wajahnya yang baby face dan juga polos ngebuat Lisa keliatan kayak anak nyasar di sini. Ya minus pakaiannya yang serba kekurangan bahan sih. Cobak aja Lisa makek pakaian yang lebih tertutup, kelar udah, gak bakal ada yang percaya kalau dia pemilik tempat terkutuk ini.
Tapi terlepas dari itu semua, Minho gak peduli, dia gak ada urusan juga selain numpahin semua unek uneknya di sini, tentu aja dengan cara yang gak bener.
"Saya mau memakai salah satu pegawaimu, tapi saya ingin yang masih virgin."
Lisa keliatan kaget, apa dia gak salah denger? Lisa tau dari awal Minho bener bener udah nolak mentah mentah semua jalang yang ada di sini, terus...hey, kesambet apaan Minho sekarang?
"Lo seriusan? Bukannya lo sendiri yang udah nolak mereka semua?"
"Baiklah saya berubah pikiran."
Lisa keliatan kelabakan pas Minho ngebalikin tubuhnya. Dengan cepat Lisa langsung nahan tangan Minho.
"Eitt...gak semudah itu. Kebetulan gue sekarang lagi ada beberapa personil baru. Lo jadi orang pertama yang bisa milih." ucap Lisa sambil nunjuk beberapa orang di belakangnya. Saking bodo amatnya, Minho bahkan sampek gak sadar kalau ada sekitar empat orang yang ngintilin Lisa dari tadi.
Minho lalu langsung nolehin kepalanya ke arah empat orang tersebut, dua cewek dan dua cowok. Minho kemudian neliti penampilan mereka, cewek pertama dengan tubuh semok gak menarik perhatian Minho, Minho ngelewatin tuh cewek begitu aja.
Yang kedua juga gak jauh berbeda. Minho gak berminat. Dan untuk sisanya...Minho gak gila buat tidur bareng sama cowok, meski Minho baru aja putus cinta tapi dia gak mungkin bakal langsung belok.
Ya begitulah pemikiran awal sebelum Minho ngeliat sosok cowok kurus dengan pipi tembem tengah berdiri dengan angkuh, ekspresi jengkel terlihat jelas di wajah manisnya. Cowok tersebut keliatan nyerngitin dahinya risih pas Minho jalan ngedeket.
"Siapa?" tanya Minho pas udah sampek di depan cowok tersebut.
"Apa!?" Minho tersentak kaget, jika biasanya dia akan dapet jawaban yang terkesan genit, beda lagi dengan sekarang. Cowok di depannya ini bener bener gak tau sopan santun.
"Hey Jisung, jaga bicara lo." Lisa berucap marah pas ngeliat kelakuan Jisung. Bisa terhambat nih bisnisnya Lisa. Wah ternyata di balik wajah baby facenya, Lisa ini beneran cewek yang licik.
"Oh jadi namanya Jisung." Minho nganggukin kepalanya sembari membatin.
"Saya mau dia. Berapa harganya?"
Cowok yang dipanggil Jisung itu melototin matanya pas Minho main nunjuk nujuk ke arahnya.
"Heh siapa yang mau lo pakek bajingan, mati aja ke neraka sana."
Lisa langsung nabok kepala Jisung dengan cukup keras. "Diem."
Jisung langsung kicep dan ngusap belakang kepalanya yang kerasa sakit akibat pukulan Lisa.
"Lo bisa bayar tergantung berapa jam mau makek."
Minho ngegelengin kepalanya.
"Tidak, saya ingin menjadikannya milik saya, sepenuhnya."
Lisa tersenyum miring, dia untung besar malam ini. Emang, CEO dari Lee Corp gak bisa dianggap remeh.
To Be Continue
Huaaa...prolog terpanjang di work lebah nih hehehe...
Oh iya maaf ya kalau bahasanya masih acak adul, lebah bingung antara mau makek bahasa baku atu non baku makanya jadi kecampur aduk gitu. Maaf ya.
Oh iyaaa...lebah janjian nih buat publish ff barengan sama IanPisces mampir ke worknya sabi lah 🌚
Sampai sekarang masih belum ada yang tau akun lebah yang lain ya :>
Tertanda, 20/03/2020
Bee, Happy Birthday Hyunjin
KAMU SEDANG MEMBACA
Mogu Mogu [Minsung] ✔
Fiksi PenggemarKisah tentang Han Jisung, si pemuda super petakilan yang menjadi sugar babynya Lee Minho- CEO muda berwajah malaikat dengan segala bahasa formalnya yang menyebalkan. "Sialan, liat aja, gue bakal bongkar segala sifat buruk lo." -Han Jisung. "Silahkan...