1: Where It Start

13.3K 669 6
                                    

Lisa mulai jengah dengan nada dering yang berteriak dari dalam tas. Setidaknya sudah lima puluh kali ia mendengar panggilan yang sama hanya untuk pagi ini.

Seperti ketakutan melihat hantu, ia menyipitkan mata, berharap bahwa nama yang muncul dari layar ponsel bukanlah orang yang sama.

Namun sayang tebakannya salah. Nama yang sama masih setia untuk muncul pada layar pipihnya.

Ibu Negara menerornya berkali-kali. Ia menyerah dan memohon ampun entah kepada siapa. Sembari berdoa dan menghela nafas panjang, pun ia menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"@%$#^#^$*@*!!!!!"

Lisa meringis pedih dan menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia tak tahu apa yang dibicarakan sang ibu dengan nada kelewat tinggi. Yang terdengar hanya sumpah serapah serta teriakan 'Dasar kau anak durhaka' dalam pelafalan berulang-ulang.

"Anda ini kenapa, nyonya? Berisik sekali."

"HAH?? Berani sekali kau dengan orang yang melahirkanmu?! Belum pernah kusumpahi lagi, ya?!?!?"

"Iya maaf tadi ponselku tertinggal di mobil." bohongnya, berusaha meninggalkan konflik.

"Alasaan saja kau, ya?! Apa kau tahu sudah berapa kali ibu meneleponmu?! Lihat saja! kusumpahi agar kau..."

"Aaa!! Ampuni aku ibu! Dengan tulus aku meminta maaf. Tolong. Tolong jangan pernah menyumpahi aku lagi!"

"Kau selalu begini, Lalisa. Hanya menurut jika aku mengancammu. Mana ada anak nakal yang penakut sepertimu?!"

"Iya maaf. Aku takut sekali jika ibu menyumpahiku yang jelek-jelek. Sebab ucapan ibu kan menembus langit"

Lisa sungguh-sungguh pada kalimatnya.

Ia trauma. Sekali waktu ia pernah mengentengkan sumpah yang dilontarkan dari mulut sang ibu yang sedang murka hingga harus menanggung akibatnya.

Kusumpahi kau diare satu minggu.

Benar saja, sumpah ibunya itu diijabah Tuhan hanya dalam hitungan jam. Bahkan Lisa harus terbaring dirumah sakit sebab kekurangan cairan. Tentu saha hal itu terkenang di benaknya.

"Ada apa sih, bu?"

"Jangan pura-pura lupa dengan janjimu, ya."

Lisa mengumpat dalam hati, "memang aku janji apa?"

"Lihat. Lihat kelakuanmu ini. Jangan sampai kau membuatku malu! Mereka itu orang sibuk, kau tahu tidak bahwa sulit sekali membuat janji dengan mereka?! Namun hari ini mereka rela meluangkan waktunya untuk kita!" Ibunya mulai mendesis tanpa spasi.

"Aku malas sekali, bu. Memangnya aku ini tak laku sampai ibu harus menjodohkanku? Aku begini menawannya pasti banyak yang mau"

"MANA ADA?! BUKTINYA KAU MASIH SENDIRI! BELUM LAKU"

"IBUUU!!!"

"Sekarang kau janji pada ibu jika kau akan datang jam tujuh nanti, atau ku kutuk kau jadi perawan tua yang dibenci lelaki?!"

"ASTAGA. IBU!! SADAR, BU!! Aku ini anak pungut ibu, ya?!!" Demi apapun, kalau saja Lisa tak sedang berada di dalam mobilnya sendiri, pastilah perhatian sudah ia dapatkan dari sekitar sebab terlihat seperti pasien rumah sakit yang mengamuk.

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang