20: What's Really Happening?

4.3K 512 35
                                    

Lisa melihat sosok Yoona yang sedang fokus pada ponselnya di sudut ruangan resto.

Sosok wanita paruh baya itu terlihat anggun dan sulit untuk di dekati.

Lihatlah, mertuaku. Bahkan kecantikannya tak lekang oleh waktu. Ibu, kalau saja aku juga bukan dari keluarga terpandang, apa kau masih menerimaku sebagai menantu?

Berbagai pemikiran kembali mengapung pada otak Lisa yang tak berhenti bekerja.

Bagaimana bisa sosok Suzy yang terlihat tanpa celah itu tereliminasi hanya karena ia tak berasal dari keluarga terpandang dan dibesarkan oleh seorang single parent?

Apakah ibu hanya melihat kasta dan orang tuaku ketika menerimaku sebagai menantu? Apa beliau akan tetap menyukaiku jika keadaan perusahaan ayah tiba-tiba tak stabil? Ah.. sudahlah. Toh aku akan bercerai dengan Sehun kurang dari dua tahun lagi. Dan perusahaan ayah akan tetap baik-baik saja.

"Serius sekali, bu?" Lisa berdiri di samping Yoona dengan senyum yang sudah dipasangnya.

Wajah serius Yoona berubah cerah ketika menatap sang menantu hadir di sampingnya.

"Sayang, bagaimana harimu?" Katanya sembari menarik Lisa dan mengecup kedua pipi tembam wanita itu.

"Capek, tapi menyenangkan. Hehe."

"Loh? Dimana Sehun?" Manik mata Yoona mencari sosok sang anak denhan alis yang sudah bertaut.

Lisa menelan ludahnya dengan gugup sembari berusaha menemukan alasan yang tepat, "Ah.. itu tadi..Sehun membantuku mengambil berkas yang tertinggal di butik setelah mengantarku kemari. Aku tak ingin membuat ibu menunggu lebih lama."

Terdengar masuk akal bukan? Tolong katakan iya.

Yoona tak kunjung melonggarkan alisnya yang bertaut. Namun anggukan pelan di ayunkannya karena melihat Lisa terlalu lama berdiri.

"Duduklah. Makan yang banyak. Kau pasti lelah."

Lisa tersenyum dan menarik kursi di hadapan Yoona. Suatu saat nanti Lisa akan merindukan momen bersama dengan mertuanya ini.

"Sehun lama sekali. Apakah butikmu pindah ke ujung dunia?" Kalimat itu terlontar dari mulut Yoona setelah tiga puluh menit lamanya Sehun tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Demi apapun, Lisa merasa pasta yang baru saja ia telan itu ingin dimuntahkannya kembali sekarang juga, "mungkin macet bu, tadi jalanan memang sedang padat karena ada syuting di dekat butikku."

"Benarkah?"

Tentu saja tidak. Lihatlah Oh Sehun! Kau membuatku menjadi penipu ulung!

Lisa mengangguk pelan, "pastanya enak sekali." Katanya berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kalau tidak enak, aku tak mungkin mengajakmu kemari, sayang."

"Hehe. Iya, bu. Tapi pasta di restoran ibu juga sangat enak kok."

"Lihat, kau pintar sekali berbicara." Yoona tertawa dengan anggun disana, "tapi syuting drama apa, ya? Kudengar kawasan disana memang sering digunakan untuk syuting."

Sial. Kenapa dilanjutkan sih?

"Aduh, maaf ibu. Kalau soal itu aku juga kurang tahu."

"Maaf aku terlambat." Suara Sehun berhasil membuat Lisa sedikit terkejut ditempatnya.

Lelaki itu muncul dari belakang dinding yang ada di balik Yoona tanpa Lisa sadari.
Pun pandangan Sehun terus tertuju pada manik mata Lisa yang menatapnya dengan sangsi.

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang