26: Two Stones

4.5K 539 49
                                    

"Unnie, apakah kau bertengkar dengan suamimu?" Umji memakan keripiknya dengan pandangan ingin tahu.

Sedangkan yang ditanya hanya berbaring pada sofa sembari terus memindah channel televisi yang isinya tak menarik, "memangnya aku punya suami?"

Mendengar jawaban Lisa, Umji hanya dapat menghela nafas berat, "kau sudah disini selama tiga hari. Bahkan kau tak pergi ke kantor atau mengurus masalah butik."

"Itulah gunanya aku mempekerjaanmu."

"...Tapi semua orang menanyakanku dan aku harus berbohong setiap hari."

"Bukankah jika ditanya kau sudah punya jawabannya?"

Umji bersandar malas pada kursinya, "'Lisa unnie sedang dinas luar kota sampai waktu yang belum ditentukan. Bukankah waktu yang belum ditentukan itu terdengar tidak masuk akal??"

"Cukup masuk akal untukku. Akukan orang sibuk." Sang tersangka yang mengajari Umji untuk berbohong hanya memandang malas ke arah televisi.

"Setidaknya angkatlah telepon dari suami dan temanmu."

Cih, suami? Sehun tidak akan bisa meneleponku karena nomornya sudah kublokir, "Aku sedang malas. Anggap saja aku memang sedang super duper begitu sibuk."

"Terserahlah. Aku akan tidur lebih awal karena sejak bosku tidak masuk kerja, aku yang harus mengerjakan semua pekerjaannya." Kata Umji sembari pergi dan segera menghilang dari sana.

"Yaa! Apa kau sedang mengeluh di hadapanku??!"

Belum rampung omelan Lisa ia lontarkan, terdengar suara ringtone familar yang beberapa hari ini selalu berbunyi dari ponselnya.

Nama Rose dan Taehyung memang selalu bergantian muncul pada layarnya.

Namun malam ini nama Rose lah yang muncul tak ada henti.

Lisa memandang ponselnya dengan malas. Dengan berat hati ia mengangkat telepon dari sang sahabat dan bersiap untuk mendengar omelan yang sedang tak ingin didengarnya, "YAAA!!! LALISA KAU MAU MATI HAH?!??! SUDAH BOSAN HIDUP HINGGA TELEPON DARIKU DAN TAEHYUNG BERANI KAU ABAIKAN???! KAU INGIN DIBUNUH DENGAN CARA APA, KATAKAN?!??!"

"kututup ya, berisik sekali." Lisa mengorek kuping dengan kelingkingnya seakan ada kotoran yang baru saja masuk kesana.

"BERANI KAU TUTUP, AKAN KUADUKAN PADA IBUMU JIKA KAU SEDANG BERTENGKAR DENGAN SEHUN!!"

"YAAA!!!" Lisa berteriak keras ketika mendengar ancaman Rose. Wanita itu memang tahu titik kelemahan dari sabatnya sendiri, "APA MAUMU??"

"PULANGLAH! SEHUN MENANYAKAN KABARMU PADAKU SETIAP HARI. TAK BOSANKAH KALIAN BERTENGKAR?? SETIDAKNYA JIKA INGIN BERTENGKAR SELESAIKAN SENDIRI. JANGAN BAWA-BAWA AKU DAN MENAMBAH BEBAN PIKIRANKU"

"Duh, kau abaikan saja ia."

"Kau dimana sih??"

"Disuatu tempat yang sangat rahasia hingga agen fbi pun takkan mampu menemukanku."

"Bullshit. Jika aku melacakmu, beberapa menit kemudian kau pasti sudah duduk manis di mobilku."

"Ck. Jangan coba-coba, Roseanne Park."

"Kenapa sih kau selalu menghindar??? Menghindar takkan menyelesaikan masalah."

"Justru masalahnya ada pada lelaki itu makanya aku menghindar."

Disana terdengar suara Rose yang mencoba untuk menenangkan diri dengan menghela nafas beratnya, "Lalisa, aku hanya akan memberimu nasihat karena kau adalah sahabatku. Jangan begini terus. Aku tak tahu apa masalahnya, hanya saja semua harus dibicarakan baik-baik. Kalian bukan pasangan yang hanya sedang berkencan. Kalian itu sudah menikah."

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang