35: Re-Do

9.6K 739 73
                                    

"HAMIL?!?!" Tiffany meninggikan suaranya ketika seorang pria paruh baya berjas putih telah selesai memeriksa Lisa yang terbaring di atas ranjang.

"Selamat, nyonya. Pesan saya, tolong jangan buat sang ibu terlalu stress. Hal itu akan berpengaruh pada tumbuh kembang janinnya."

Tiffany memijit kepalanya yang terasa pening. Bahkan surat perceraian Lisa sudah disiapkannya sedemikian rapi.

"Tidak bisakah kau mendengarkan putrimu? Sehun sudah berubah."

"Kau tak bisa menerawang hati seseorang! Lisa tak berpengalaman dengan banyak lelaki, maka dari itu ia terjebak tipuan Sehun. Siapa tahu lelaki itu hanya bersandiwara??!" Tiffany menepis Nichkun yang berusaha menenangkan dirinya.

"Ini sudah jam tujuh malam. Dan lihatlah. Sehun masih betah berdiri di depan. Apa kau ingin membunuh ayah dari calon cucumu?? Di luar sangat dingin."

"Ia bisa pulang kerumahnya yang hangat jika ia mau. Buat apa berdiri seperti orang bodoh di depan rumahku!!"

"Tiffany... kau... terlihat tak memiliki hati saat ini. Aku tahu Sehun salah. Tapi jika ia bersungguh-sungguh saat ini. Bukankah kau yang jahat karena telah memisahkam mereka?"

"Aku hanya melindungi putriku. Aku tak tahu apa yang ada dipikiran lelaki itu."

"Lantas bagaimana agar kau percaya? Apa kau harus melihatnya mati kedinginan terlebih dahulu?? Kau benar-benar tidak masuk akal."

"Kenapa kau marah padaku dan membelanya terus?!?!?! Sebenarnya kau ayah dari Lisa atau bukan???"

"Kau pikir aku tak terkejut setengah mati saat Sehun membuka semua rahasia rumah tangga mereka??? Tapi apa kau tak berpikir, Sehun bersimpuh di hadapan kita berdua dan mengakui kesalahannya. Apa kau tak bisa menilai jika ia sedang berkata yang sejujurnya???"

Tiffany tertawa, "jika ia bisa mengelabui kita saat meminta untuk menikahi Lisa. Apa kau pikir ia tak bisa membodohi kita untuk kedua kalinya?!"

Nichkun menggeleng, "pikiranmu terlalu sempit."

"Apa maksudmu pikiranku sempit???"

Suara Tiffany yang terus mengomel mulai terdengar samar dan semakin menghilang.

Nampaknya kedua orang tua Lisa itu memiliki pendapat yang berbeda. Namun tidak dengan Lisa yang mantap akan pilihannya.

Wanita itu segera membuka matanya ketika yakin bahwa sang ibu sudah menjauh dari sekitarnya.

Lisa segera menuruni tangga dan membuka pintu utama. Dinginnya udara membuat Lisa sedikit menggigil disana.

Sehun yang sedari tadi melamun dalam simpuhnya, menyadari sosok Lisa yang berlari di kejauhan.

"Oh Sehun."

Si pemilik nama hanya tersenyum saat melihat wajah khawatir Lisa.

"Kau gila. Pulanglah. Ibu tampak tak akan membukakan gerbang ini dalam waktu dekat. Kau bisa mati."

"Lisa, masuklah. Di luar dingin."

"Ya Tuhan, Lihat bibirmu membiru." Lisa benar-benar khawatir melihat keadaan Sehun yang terlihat tak baik-baik saja.

"Aku tak apa. Aku bisa menahannya. Aku harus bicara pada ibumu."

"Ibu takkan bicara kepadamu saat ini, Oh Sehun. Sadarlah. Kau harus pulang. Aku akan memikirkan caranya."

Sehun menggeleng. Ketika Lisa menjulurkan tangannya ke luar pagar untuk menggapai Sehun, terlihat sebuah mobil hitam segera berhenti di belakang Sehun.

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang