25: After Party

4.6K 531 54
                                    

Sehun melepaskan ciumannya dari bibir Lisa sebelum wanita itu kehabisan nafas.

Jarak diantara mereka masih sangat dekat ketika keduanya saling menatap.

Sembari tangan Sehun mengusap bibir Lisa untuk menghilangkan bekas jejaknya, lelaki itu tersenyum hangat pada wanita cantik yang kini wajahnya sudah memerah.

"Pa..padahal aku mau bilang, kalau kau hanya boleh mencium pipiku saja."

"Hm? Lalu kenapa kau membalas ciumanku?" Lelaki itu tersenyum jahil pada Lisa sembari menyingkirkan rambut yang menutupi wajah sang istri.

"I...itu.." wajah Lisa yang tadinya sudah memerah, semakin terlihat seperti kepiting rebus ketika mendengar perkataan Sehun yang masih tersenyum disana.

"Aah! Minggir!" Katanya sembari mendorong dada Sehun untuk menyingkir dari atasnya.

Tanpa berusaha melawan, pun lelaki itu segera menyingkir dan menjatuhkan diri pada alas kepalanya di samping Lisa.

Lisa yang masih merasa malu itu segera berbalik dan membiarkam Sehun menatap punggungnya.

"Hei." Sehun menepuk pelan pundak itu, "jangan lupakan tanggung jawabmu untuk mengusap kepalaku."

Lisa mendengus sebal. Beberapa menit dihabiskan wanita itu sebelum memaksakan diri untuk berbalik tanpa menatap sang suami dan melakukan tugasnya.

Lisa sungguh tak sudi jika Sehun besar kepala saat melihat wajahnya yang sudah semerah tomat.

"Kenapa kau undang Cha Eunwoo?" Kalimat Sehun yang berbicara sembari terpejam membuat Lisa sedikit mencuri pandang pada lelaki itu.

"Kenapa? Memangnya tidak boleh?"

"Aku tak suka dengannya"

"Bukankah kau memang membenci semua orang."

"Ck. Bisakah kau tak usah mengundangnya?"

Usapan Lisa mulai berubah seperti sedang menggaruk kepala yang gatal–sedikit menuntut, "itu acaraku, dia tamuku. Toh jika Eunwoo hadir ia akan membuat acaraku semakin ramai, apalagi oleh sorotan media."

"Bukankah kehadiran Muse mu dan aku sudah akan membuat ramai?"

"Memangnya siapa yang mengundangmu?"

Sehun membukan matanya dan memandang Lisa yang sedang menatap langit-langit kamar. Nampaknya wanita itu sedang tak bercanda.

"Akukan suamimu."

"Ceritanya."

Sehun menggenggam tangan wanita itu agar perhatian Lisa tertuju padanya, "walau tak diundang aku tetap akan datang."

"Yayaya terserah kau saja. Aku tau apa tujuan utamamu ngotot datang ke acaraku."

"Apa?"

Lisa menatap Sehun dengan malas, "jangan pura-pura tak tahu."

"Memang tidak. Katakan." Genggaman Sehun pada Lisa semakin erat, membuat wanita itu sedikit risih dan berusaha membebaskan tangannya.

"Pikir saja sendiri. Aku malas menyebut namanya setelah kau menciumku, ya." Lisa berhasil menyelamatkan tangannya.

Wanita itu segera menarik selimut tebal dan menutupi kepalanya.

Namun sayang, Sehun segera menarik selimut itu, "kenapa kau selalu membawa-bawa wanita itu dalam setiap percakapan kita? Kenapa kau selalu membuatku marah?"

Lisa memandang Sehun dengan sebal, wanita itu bahkan melipat tangannya di depan dada, "lantas kenapa kau selalu marah jika aku membawa-bawa wanita itu? Wanita mana yang kau maksud, hah?!"

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang