18: She's Come

4.7K 494 19
                                    

Lisa mendorong dada Sehun dengan sisa kekuatannya hingga kemudian ia menoleh ke arah kanan agar lelaki itu tak lagi memangsa bibirnya.

Keduanya seperti ikan yang tak sengaja tersasar di daratan. Kehabisan nafas.

"Maafkan aku." Kata Sehun sembari membersihkan bibir Lisa yang baru saja ia telusuri.

Wanita itu menahan tangan Sehun agar jemari lelaki itu tak berlama-lama menyentuh bibirnya, "hentikan. Jangan seenaknya membangun harapan dan merusaknya. Kau ahli dalam hal itu."

"Apa maksudmu?"

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan, Sehun-ssi? Kau tak harus melakukan hal ini untuk mengendalikanku. Tolong tahu porsimu. Toh aku sudah setuju dengan perjanjian kita."

Oh Sehun berusaha mencerna kalimat yang keluar dari mulut Lisa, bahkan tatapan wanita berparas barbie itu terlihat tak bersahabat disana, "kau pikir aku menciummu karena ingin mengendalikanmu??!"

"Bukankah memang begitu? ...jadi kumohon. Kumohon. Jangan permainkan aku dengan hal seperti ini."

"Lalisa, aku tidak—"

"Maaf, aku butuh istirahat." Lisa segera memunggungi Sehun dan menutup dirinya dengan selimut tebal.

Ia tak mau terjebak dalam lubang yang sama.

Karena satu hal yang Lisa pelajari, Oh Sehun sangat pintar membuat orang percaya dengan apa yang dikatannya walau itu adalah sebuah kebohongan belaka.

Cahaya mentari pagi masuk menerobos selambu yang memang sudah separuh terbuka. Sinarnya menyentuh kepala Lisa hingga wanita cantik itu melenguh karena terganggu dengan terangnya.

Lisa duduk bersandar pada punggung ranjang dan meregangkan ototnya yang terasa kaku.

Belum sempurna wanita itu membuka mata dan mengumpulkan nyawanya, sebuah tangan mendarat lembut di keningnya hingga Lisa mendelik untuk memastikan siapa yang telah menyentuh tanpa permisi.

"Suhu tubuhmu sudah normal."

Manik mata Lisa masih mengikuti sosok Sehun yang sudah mengenakan kemeja dan terlihat rapi disana.

"Masih pusing?"

Lisa menggeleng pelan.

"Sudah merasa enakan?"

Walau ragu, Lisa menjawab pertanyaan Sehun dengan sebuah anggukan. Dirinya memang merasa lebih baik pagi ini.

"Apa rencanamu hari ini?"

Lisa mulai menautkan alisnya, "apa permainanmu masih belum selesai Oh Sehun?"

Sehun berusaha mengabaikan kalimat Lisa dan menimpalinya dengan pertanyaan lain, "Apa kau akan ke butik? Atau pergi bermain dengan teman-temanmu?"

"Hentikan. Kau membuatku takut."

Terdengar sebuah helaan nafas yang keluar dengan beratnya dari mulut Sehun, "terserah dengan apa yang kau pikirkan. Cepat jawab pertanyaanku."

"Jangan sok baik denganku. Itu mengerikan."

Sehun terkekeh, "apakah faktor usia mempengaruhi tingkat emosimu? Jangan besar kepala, Lalisa. Cepat bangun dan sarapan. Aku bosan diteriaki ibu."

Lisa memicingkan mata saat mendengar kalimat Sehun, "lihat, bahkan sekarang kau berani mengolok usiaku. Tapi baguslah, kau yang bermulut kurang ajar seperti ini lebih membuatku lega."

"Dasar aneh. Mandilah. Baumu sudah seperti kaos kaki nenek tua." Kata Sehun sembari bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah pintu, meninggalkan Lisa yang memaki pelan disana.

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang