34: The Storm Raging On

5.3K 576 46
                                    

Lisa mengintip ekspresi wanita paruh baya dihadapannya dengan cepat.

Memerah dan menahan emosi.

Dengan segera Lisa menunduk kembali dan meremas tangannya di atas paha. Sepertinya ia terlalu banyak menyebut nama Tuhan detik itu.

"Beraninya kau muncul di hadapanku setelah menghilang selama tiga bulan, nona? Aku bahkan enggan memanggil namamu." Tiffany melipat tangannya di depan dada. Suaranya terdengar seperti kuku yang digesek pada papan tulis. Membuat Lisa merinding.

"Sayang, sudahlah. Yang penting ia sudah kembali." Nichkun berusaha menenangkan istrinya, namun nampaknya kemarahan tiffany sedang tak dapat dibendung kali ini.

"Ma..maafkan aku..ib-"

"Jangan berani kau memanggilku ibu. Anak mana yang tega meninggalkan keluarganya tanpa kabar dan memutus semua kontak?! Buat apa kau kembali?? Nikmati saja hidupmu tanpa kami disana."

"Bu..bukan begitu bu, aku.."

Lisa menggigit bibirnya dengan cemas. Ia tahu bagaimana Tiffany adalah orang yang tak menolerir sifat pembangkang seperti yang telah dilakukan dirinya.

Apalagi Lisa berani menghilang selama tiga bulan dan kembali seperti ia tak pernah pergi.

Namun jika Lisa mengatakan alasan sebenarnya mengapa ia pergi, sama saja ia membocorkan kebobrokan keluarganya. Lisa tak mau jika Tiffany membenci Sehun padahal lelaki itu telah berubah.

"Aku..."

"Kenapa, hah?? Bahkan kau lupa alasanmu menghilang???!!"

"Bukan ibu, aku memang hanya membutuhkan sedikit waktu menyendiri."

Tiffany tertawa dengan sinis, detik selanjutnya suara wanita paruh baya itu terdengar lebih menyeramkan, "apa yang kau pikirkan selama tiga bulan, hah? Kenapa kau tidak menghilang selamanya saja?!! Pergilah! Aku tak ingin melihatmu!!"

"Ibu..." pandangan Lisa mulai berkaca-kaca, ia sudah tahu jika akan sulit untuk meminta maaf pada sang ibu. Tapi ia tak menyangka jika ibunya tega menyuruh Lisa untuk menghilang selamanya.

Sehun menggenggam tangan Lisa disana. Kehangatan dari lelaki itu terpancar melalui sentuhan kulitnya.

"Ibu, maafkan aku. Semua ini salahku."

Lisa segera menoleh ke arah Sehun dan menatap lelaki yang sedang memandang Tiffany dengan mantap.

"Tidak. Tidak. Tidak." Lisa meremas tangan Sehun. Lelaki itu tak boleh mengatakan alasan yang sebenarnya jika tak ingin masalah semakin rumit. Sehun tak tahu semenakutkan apa Tiffany ketika ia murka.

Lisa menggeleng mantap. Memberikan kode kepada Sehun untuk tetap diam disana.

"Tidak bu, ini memang salahku yang terlalu ceroboh dalam bertindak. Aku memang sengaja kabur agar Sehun mencariku dan–"

PLAKK.

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat pada pipi mulus Lisa.

Semua orang disana terkejut saat menatap kejadian itu. Begitupula dengan sang korban.

Lisa melongo dan memegang pipinya yang memanas secara bersamaan. Ia tak menyangka Tiffany akan semarah itu padanya.

Seumur hidup Lisa, Tiffany hanya pernah dua kali menamparnya. Satu kali ketika ia baru masuk kuliah dan terjebak dalam arus pergaulan hingga pulang dini hari karena pergi clubbing. Dan hari ini.

Lisa tahu jika kemarahan Tiffany saat ini sungguh tak main-main.

Sehun segera mengecek keadaan Lisa dan membelai pipi sang istri dengan was-was, "ibu."

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang