27: Puzzled

4.6K 539 68
                                    

Lisa berusaha menyembunyikan rasa bosannya untuk yang kesekian kali.

Terhitung sudah hampir lima kali ia menguap dalam kurun waktu tiga puluh menit sendiri.

Bagaimana tidak? Tentang kalimat Sehun yang mengatakan 'bersama denganku seharian, jangan hilang dari pandanganku' nampaknya adalah sebuah keharusan.

Dan disinilah Lisa, melihat Sehun yang sedang berkutat dengan tumpukan berkasnya di atas meja.

Sejak pagi lelaki itu tak membiarkan Lisa pergi barang satu meterpun darinya.

Saat Sehun meeting, Lisa harus turut masuk ke dalam ruangan dan menyaksikan presentasi yang membuatnya terkantuk-kantuk.

Saat bertemu dengan kliennya, Sehun menyuruh Lisa untuk selalu duduk di sebelahnya seperti ialah sang sekertaris.

Bahkan saat Lisa hendak ke kamar mandi, Sehun menunggunya di depan toilet wanita hingga para karyawan lelaki itu menatap Sehun dengan terheran-heran.

Mereka saja heran, apalagi Lisa.

"Aku mengantuk." Kata Lisa yang sedang terduduk malas pada Sofa di tengah ruangan Sehun.

"Tidurlah."

"Kantorku ada di lantai bawah, tak bolehkah aku kesana saja dan mengerjakan pekerjaanku?"

"Tidak. Pekerjaanku belum selesai."

Lisa mendengus sebal, "apa hubungannya pekerjaanmu dengan pekerjaanku?"

"Kau tak boleh hilang dari pandanganku, Lalisa." Kata Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang tengah ia genggam.

"Kenapa kau jadi posesif sekali sih? Kau mulai jatuh cinta padaku, ya?" Kata Lisa tiba-tiba. Bahkan ia hampir tersedak dengan perkataannya sendiri.

Sehun tak menjawab, lelaki itu hanya terus meneliti dan menandatangani berkas yang ada dihadapannya.

Sial. Ia mengabaikanku.

Lisa bosan. Benar-benar bosan.

Seharian ini ia seperti benalu yang menempel pada tubuh Sehun. Mengikuti lelaki itu kemanapun ia pergi.

Hiburan di ponselnya pun tak menghibur sedikitpun.

"Kalau aku tak boleh pergi kemanapun, bolehkah aku mengundang Rose dan Taehyung kemari?"

"Kantorku bukan taman bermain untuk kalian."

Lisa memaki pelan, "aku bosan, Oh Sehun."

Sehun menghela nafas dengan berat, "lantas apa yang harus kulakukan agar kau tidak bosan?"

Baru saja Lisa hendak membuka mulutnya, Sehun segera menambahkan kalimatnya disana, "selain pergi dari hadapanku, dan mengundang teman-temanmu kemari."

Mata Lisa memicing tajam menatap lelaki di seberangnya, "padahal aku hanya meminta tolong sekali, tapi dengan pamrihnya kau memberikanku syarat konyol begini. Kemarin-kemarin saat kau yang membutuhkan pertolonganku, aku ikhlas-ikhlas saja tuh. Aku merasa seperti sedang dijajah."

Sehun mulai mengalihkan pandangan dari berkas-berkas yang ada di tangannya. Lelaki itu melepas kacamata dan menatap Lisa yang terduduk malas seperti manusia tak bertulang, "kalau begitu kau bisa memberiku syarat nantinya."

"Cih percuma saja. Kau selalu seenak jidatmu merubah syarat yang kuberikan."

Sehun melihat jam di tangannya, sebenarnya ini sudah mulai masuk jam makan siang.

Sembari menghela nafas entah yang keberapa kali, Sehun berdiri dari kursinya dan duduk di sebelah wanita yang seperti tak ingin melihatnya.

"Apa kau tidak lapar?"

Becoming Mrs. OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang