Bagaimana perasaanmu ?
Jika kau pergi bersama dia yang kau suka
sekadar duduk-duduk menikmati alam hijau, menyaksikan hiburan tradisi daerah, tak ada perbincangan yang intens
tak ada interaksi yang terlihat aktif, hanya saling diam larut dalam fikiran masing-masing, hanya saling curi pandang kemudian senyum-senyum sendiri, seperti bercerita dengan khayalan sendiri.Sudah cukup lama mungkin aku menikmati hiburan itu, saatnya beranjak pergi, lalu bagaimana mengatakannya untuk mengajak pulang ?
Baru aku fikirkan caranya, ternyata dia juga sudah mulai jenuh dengan hiburan itu, dan pulanglah.Baru saja di pertengahan jalan, hujan turun dengan derasnya tanpa tau permisi.
Dipinggir jalan itu, untung saja ada tempat berteduh.Bagaimana perasaanmu ?
Menunggu hujan reda dipinggir jalan bersama dia yang kau taksir.
Rasanya kikuk, tak tahu harus bagaimana
Untung saja hujan itu deras, mengalihkan suara detak jantung yang tak kalah lantangnya.
Tak banyak ba-bi-bu yang kita ucapkan sedari tadi rasanya.Bagaimana perasaanmu ?
Ingin mengabadikan moment itu ?
Kemudian kau bingkai dan pajang didinding kamar ?
Sayang itu tak terfikirkan waktu itu.Cukup
Terabadikan dalam fikir yang selalu disertai bayangmuSungguh mengesankan bagiku
Kau tahu itu bukan ?

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang
PoesíaSemakin aku dalam kesunyian Semakin aku mengingatmu Semakin jelas pula wajahmu, tawamu, suaramu Apapun itu yang melekat padamu hadir tanpa permisi Bukankah kita tak pernah bersatu sebagai sepasang kekasih Sejak awal pertemuan Kau tak memiliki hak u...