Aku menyaksikan diriku sendiri,
melihat bagaimana mereka menganggapku,
mendengar bagaimana mereka berkata tentangku,
merasakan bagaimana mereka bersikap kepadaku,
aku menyaksikannya.Sendiri.
Lihatlah, aku adalah yang pernah ada namun hanya pemeran figuran bagi mereka, aku ikut, aku ada saat itu.
Dengarlah, aku adalah yang pernah ikut bersorak meramaikan, namun adakah yang mendengarku ? Tidak.
Rasakanlah, aku adalah yang pernah larut dalam suasana yang sama dengan mereka, namun adakah yang menghampiriku untuk tetap larut ? Pikirkan saja.Aku menyaksikan diriku sendiri saat itu.
Aku menyaksikannya.Sendiri.
Aku lupa diri rupanya,.
Lihatlah siapa dirimu bagi mereka.
Dengarlah apa ada yang menceritakan dirimu bahwa kau ada di sana ?
Aku lupa diri rupanya,.Bahkan aku akan selalu menyaksikan diriku sendiri.
Benar benar sendiri.
Lalu sekarang aku mau apa ?
Menjadi yang utama ?
Pikirkan.
Apa aku layak ?Lucu, aku benar benar lupa diri rupanya,.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang
PoesíaSemakin aku dalam kesunyian Semakin aku mengingatmu Semakin jelas pula wajahmu, tawamu, suaramu Apapun itu yang melekat padamu hadir tanpa permisi Bukankah kita tak pernah bersatu sebagai sepasang kekasih Sejak awal pertemuan Kau tak memiliki hak u...