Katanya,
datang itu harus disambut,
singgah perlu di suguh,
dan pergi harus diantar setidaknya sampai depan pintu rumah.Lalu bagaimana jika,
kehadiranmu tak aku sambut bahkan aku tidak ada peka sedikitpun saat kamu datang, Kau seperti tanpa permisi.Kemudian,
kau memutuskan untuk singgah,
bahkan aku tak tau keputusanmu itu dan berapa lama kau akan menetap disana. Karena itulah aku seakan setengah-setengah saat menyuguhmu.Hingga akhirnya,
kau mengatakan pamit untuk pergi,
bahkan aku tak pernah mengusirmu sekalipun sikapku masih begitu.
kau pamit disaat ada sebuah kebiasaan baru beberapa waktu terakhir, dan aku harus mengantarmu sampai depan pintu.Kau tau,
senyum yang aku lambungkan di depanmu sambil berdiri depan pintu tersirat kata jangan,
mata yang menatapmu lekat didepan pintu itu memancarkan isyarat tetap tinggal disini.Tapi,
Tetap saja aku harus mengantarmu pergi, untuk mencari tempat singgah dimana kau berada semestinya.
Dan bayangmu biarlah tetap disini,,

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang
PoesiaSemakin aku dalam kesunyian Semakin aku mengingatmu Semakin jelas pula wajahmu, tawamu, suaramu Apapun itu yang melekat padamu hadir tanpa permisi Bukankah kita tak pernah bersatu sebagai sepasang kekasih Sejak awal pertemuan Kau tak memiliki hak u...