Menyaksikan kesekian kalinya mereka yang ditinggalkan salah satu anggota keluarga adalah luka yang sendu,
menyiksa batin dan mengalirkan air mata,
sedih, sendu, ingin berteriak menolak.Menyaksikan kesekian kalinya, kematian di sekelilingku dengan jarak yang tak begitu lama, sedih menyayat hati, pilu.
Namun,
Tetap saja aku tak bisa menangis,
sekalipun aku berada diantara yang mereka menangis, tersendusedangkan aku,
aku hanya terdiam, terpaku
mataku melanglang kemana-mana menyaksikan mereka yang berduka,
aku tak bisa menangis,
hatiku terpukul tapi aku tak bisa menangis.Aku menyaksikan mereka yang telah ditinggalkan, sakit.
Aku hanya bisa terdiam, merasakan hati yang seakan mengeras menahan luka.
aku sakit.Aku hanya terdiam,
Menyaksikan tubuh kaku itu dimandikan oleh kerabatnya,
Dengan iringan doa dan air mata pula.Aku sakit, luka juga sendu
Namun aku terlalu sombong untuk meneteskan air mata.Dan aku tak tahu,
Bagaimana jika itu terjadi pada diriku sendiri,
masihkan aku akan tetap keras, untuk tak menangis ?Aku benci diriku yang tak menangis,
aku benci ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang
PoetrySemakin aku dalam kesunyian Semakin aku mengingatmu Semakin jelas pula wajahmu, tawamu, suaramu Apapun itu yang melekat padamu hadir tanpa permisi Bukankah kita tak pernah bersatu sebagai sepasang kekasih Sejak awal pertemuan Kau tak memiliki hak u...