'Itu keputusanmu untuk hidupmu, aku tidak berhak menghalangimu. Bukankah pilihanmu ini sudah final dari beberapa kali kamu berfikir. Aku tak akan menyarankan apapun, sekalipun ada beberapa hal yang mengganjal, namun rasanya aku tak berhak menghakimimu atas itu. Cukup saja kau konsisten dengan apa yang sudah kau putuskan itu.'Pesanku tanpa suara kepada dia yang ingin hidup lebih baik katanya.
Menghilang sementara dari mereka yang tak jarang mengucilkannya,
mencari ketentraman hati yang mungkin jarang ia temui sebelumnya,
Mengubah topik bahasannya, dari yang serba materi menjadi siraman rohani untuknya,
Mengubah topik dengarnya, yang kemarin lagu tanpa makna, sekarang jadi murothal Qur'an maupun sholawat nabi,
Mengubah topik bacaannya, yang tadinya rangkaian huruf Alfabet beralih sambungan huruf hijaiyah.
Memperbaiki hubungannya dengan Tuhan.Itu keputusanmu yang baik,
Sekalipun katamu itu tak banyak dukungan, cukuplah kau mendukung dirimu sendiri.Seandainya kamu masih ragu, bukankah itu keputusanmu yang sudah kau fikirkan benar-benar.
Seandainya kamu masih bimbang, apa yang membuatmu tak percaya akan keputusanmu.
Seandainya kamu masih kembali ragu, berarti kami masih sama seperti beberapa waktu yang lalu.
Keputusanmu baik kawan.
Jalan saja ke depan, hadapi semua dengan keteguhan hatimu.
Itu pilihanmu
dan bukan hakku ataupun mereka untuk memberatkanmu.Keputusanmu yang final.
Konsisten saja, kalaupun goyah pertahankan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang
PoesieSemakin aku dalam kesunyian Semakin aku mengingatmu Semakin jelas pula wajahmu, tawamu, suaramu Apapun itu yang melekat padamu hadir tanpa permisi Bukankah kita tak pernah bersatu sebagai sepasang kekasih Sejak awal pertemuan Kau tak memiliki hak u...