18.5

492 73 33
                                    

[RIOU POV]

Apa karena bola daging tarantulaku dia jadi begini?

Tapi kata dokter bukan karena keracunan makanan.

Cuma kecapekan.

Masa sih?

Terus kapan Kou datang?

"Amnesia ya...apa nona [y/n] punya dokter penanggung jawab di Yokohama?"

"Ada, Kouta-hagase akan segera kemari"

"Oh, jadi Kouta-kun ya, haha tidak heran. Baiklah, saya permisi"

Aku tidak kaget kalau dokter itu kenal dengan Kou.

Kouta dikenal di seluruh dunia medis, dia dokter selama aku jadi tentara dulu dari situ aku kenal dia.

Namun, ia menghilang saat dunia membutuhkannya.

Aku dan dia terus saling membalas surat secara diam-diam, makanya aku tahu dia ada di mana sekarang.

Tiga tahun lalu, dia juga bilang tentang [y/n] yang sekarat.

Hm, aku belum kenal Samatoki waktu itu.

Kou tidak memberitahuku identitasnya dan sibuk memperbaiki entah apa sambil merawatnya.

Aku menjenguknya beberapa kali ke pulau itu.

Permata savier biru yang indah itu membuat jantungku berdebar.

Tatapannya kosong namun indah untukku.

Aku tidak mendekatinya waktu itu.

Sebelum akhirnya aku tahu, dia milik Samatoki.

Aku genggam tangannya yang masih bergetar.

Genggaman itu mengerat.

Permata itu terlihat perlahan.

Menatapku lemah.

"Samatoki..."

Dadaku sesak.

Aku di hadapanmu namun bukan aku yang kau lihat.

Apa dimatamu akubterlihat seperti kekasihmu?

Dia belum sadar sepenuhnya sepertinya.

Tubuhnya di sini, tapi jiwanya entah berkelana ke mana.

Mungkin berusaha mengambil serpihan memorinya dengan Samatoki.

Aku tidak bisa.

Meski perasaan ini meluap.

Dia milik temanku bukan milikku.

Aku tidak boleh merebutnya begitu saja.

Itu akan menyakitkan.

Mencari celah untuk merebutnya itu tidak baik.

"Riou...ugh, kepalaku sakit"

"Berbaring saja"

Kau baru sadar kalau aku yang disampingmu bukan Samatoki?

"Kenapa kau murung begitu?"

"Aku hanya...khawatir padamu"

Aku lebih tahu kondisimu.

Terus menerus merasa sakit begitu mengingat hal tentang Samatoki.

Apa kau tidak lelah?

Orang yang kau cintai sudah melupakanmu, apa kau tidak lelah?

Kau sendiri saja melupakannya, kenapa berusaha mengingatnya?

Itu hanya akan membuatmu sakit.

Itu hanya akan menyakitimu terus menerus.

Lebih dan lebih menyakitkan lagi.

Kenapa kau pertahankan?

Kenapa kau pertahankan orang seperti itu?

Sekarang saja dia tidak ada untukmu.

Aku selalu ada untukmu.

"Riou doushita?"

Aku rasa, kau sekarat pun dia tidak akan peduli padamu.

Ah, sialan...kenapa aku berpikir seperti ini?

Ini pikiran licik macam Jyuto.

Tikung atau menikung selalu ada di kamusnya.

"Apa masih pusing?"

"Uhn...tapi aku tidak suka berbaring terus begini. Tambah pusing soalnya kau kayak tiang, meski duduk masih terlihat tinggi"

"Ada-ada saja", kau membuatku tersenyum. "Aku bantu duduk ya"

Pikiranku berkecamuk.

Hatiku menginginkannya tapi pikiranku berkata untuk tidak merebutnya dari Samatoki.

"[Y/n], apa kau senang bersamaku?"

Sialan, aku sudah tidak tahan dengan perasaanku yang meluap ini.

Bagai granat yang siap meledak.

"Kau ini bicara apa sih? Hahaha, tentu saja aku senang...kau itu baik, perhatian sekali, setiap pagi selalu membawakanku dan hagase sarapan"

Lalu kenapa kau lebih memilih Samatoki yang sudah mencampakanmu?

"Itu sebabnya kau murung, Riou? Tidak perlu cemas, kau teman yang baik bagiku"

Teman katamu?

Aku ingin lebih dari itu.

"Kalau...aku ingin lebih dari teman bagaimana?"

"Maksudmu sahabat? Tentu tidak apa, Riou"

Polosnya bikin aku gemas.

"Bukan seperti itu yang aku maksud"

Aku mendekati wajahnya.

Aku sudah gila sepertinya.

Aku mencium pacar temanku.

"Dame...", kau mendorongku? Tentu saja. "Aku...sudah punya--"

"Kau saja tidak tahu bahkan tidak percaya kan kalau sudah punya pacar?"

Reaksi manis namun membuatku kesal.

"Untuk apa kau pertahankan?", hentikan. "Lebih baik lupakan saja dia yang sudah mencampakanmu"

Hentikan! Ini bukan aku!

Sialan! Semua yang ada dipikiranku lolos begitu saja!

"Aku tidak akan seperti dia", HENTIKAN SIALAN!

Ah, kenapa pikiranku tidak mau berhenti!?

Aku menciumnya lagi.

Melumat bibirnya yang kering.

Melesakan lidahku di dalam mulutnya ketika diberi akses masuk.

Lidah saling beradu dan suara desah memenuhi ruangan.

Aku dan perasaan sialanku ini!

Aku tidak bisa menahan rasa sukaku padamu.

Maaf Samatoki.

"Aku menyukaimu, [y/n]"

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang