35

660 52 2
                                    

{Yokohama, 05.55 pm}

🔫🔫🔫

[SAMATOKI POV]

Ditengah pandemi begini aku lebih mengkhawatirkannya daripada diriku sendiri.

Nemu...aku tidak percaya ini.

Aku berhasil lolos dari mereka berkat Jyuto.

Aku dalam pelarian sekarang.

Satu tempat yang aku tuju adalah dia.

Dengan membawa kota masker dan beberapa makanan yang aku beli untuknya.

Tubuhnya rentan namun tidak begitu lemah.

Aku sampai di depan pintunya.

Aku memencet mengetuk pintunya lalu aku semprot desinfektan lagi.

"Sebentar!", syukurlah dia ada dirumah.

Derap kakinya mendekat.

"Cepat ju...Sama-hmph!"

Aku membekam mulutnya dan membawanya masuk.

Aku melepas tanganku dari mulutnya dan melepas sepatuku.

"Ada a--"

"Sst! Jangan keras-keras"

Aku membuang cek tadi yang aku dapatkan dan masuk ke kamar mandi setelah meletakkan barang yang aku bawa.

"Buat apa kau beli banyak begini?"

"Untukmu, [y/n]...cuci tanganmu!"

"Ha'i, ha'i"

Aku bisa dengar suara air wastafel yang dinyalakan.

Senandungnya sambil mencuci tangan itu terdengar sampai kamar mandi.

Lebih baik mencegah kan?

"Kenapa kau kemari?", tanyanya.

Siluetnya tidak begitu jelas karena terhalang pintu yang berembun.

"Tidak boleh ya aku ke apartemen cewekku?"

Aku tahu dia bergumam, sialnya suara shower mendominan sekarang.

"Kau tidak perlu memberiku masker sebanyak 3 kotak, Samatoki. Stokku masih ada, toh pekerjaanku bisa dibawa pulang dan lagi work from home"

Aku mematikan showernya.

Mengelap badanku sedikit.

Aku membuka pintu sedikit dan meraba-raba keranjang cucian.

Handuk dan baju gantiku masih disitu.

Aku mengambil handuk dan membalutkannya di pinggangku.

"Hei, aku mai ganti kenapa kau masih di sini?", tegurku padanya yang masih terlihat mencuci tangan.

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang