Missing

33

[RIO POV]

Aku sudah merenungkan segalanya di hutan.

Aku juga sudah curhat dengan beberapa hewan yang mengerti sebelum aku makan.

Aku putuskan hari ini, ketika matahari sudah meninggi.

Aku menginjakan kakiku di apartemennya lagi.

Niatku menanyakan perihal jawabannya itu.

Juga mengajaknya piknik melihat bunga sakura.

Aku harus tenang.

Rasa gugupku menjadi-jadi begitu berdiri di depan pintunya.

Sepertinya ramai sekali di dalam, begitu aki menekan bel suaranya menghampiriku.

"Ya...oh, Rio hai"

Canggung rasanya setelah kejadian itu.

Aku merasa bersalah sudah menyerangnya waktu itu.

"Ada apa?"

Aku telan kembali kata-kata yang akan aku lontarkan.

Aku tidak bisa mengatakan apapun.

Baru kali ini aku seperti ini.

Dulu waktu masih di militer, aku tidak ragu untuk membunuh musuh ataupun membuat mereka cacat.

Aku luluh hanya karena menyukai seorang perempuan.

Pantas Samatoki sangat mencintaimu, [y/n].

Hatimu sungguh cantik tidak hanya parasmu.

Meskipun tindakanmu gegabah sekalipun, kau tidak segan menolong orang.

Tapi, kenapa malah mereka putus?

Dan kenapa aku malah tidak suka mereka putus?

Bukannya ini kesempatan?

"Ah, maafkan aku! Masuklah Rio! Yang lain sedang siap-siap!"

"Untuk apa?"

"Piknik melihat sakura!"

Aku melihat ke arah dalam, tampak ada dari divisi lain di sana.

"Ayo! Ayo!", lenganku ditarik.

Aku melepas sepatuku dengan tergesa-gesa.

"Nanti kita bicara, Rio", gumamnya.

Aku kira dia biasa saja sejak kejadian itu.

🔫🔫🔫

[AUTHOR POV]

Bulan april.

Apa yang ada diingatan tentang bulan april?

Musim semi?

Bunga sakura mekar?

Shigatsu wa kimi no uso :v?

Apapun itu pasti ada yang dikenang.

"Kau tidak ajak Samatoki dan Jyuto, Rio?"

"Ini di luar rencanaku...maksudku, aku memang berniat mengajakmu melihat bunga sakura berdua saja"

"Membicarakan waktu itu?"

Mantan tentara itu mengangguk pelan menjawab pertanyaan darimu.

Yang bertanya hanya beroh ria saja dan menepuk punggung pria kelewat jangkung itu.