45.5

484 51 4
                                    

{Shinjuku}

🔫🔫🔫

[SAMATOKI POV]

Aku membawanya ke rumah sakit tempat Jakurai-sensei.

Kalau aku bawa ke Yokohama dalam keadaan begini, bisa gawat.

"[Y/n]-kun kuat ya, keadaannya lemas bisa pulang kalau infusnya habis dan aku cek ulang. Ini hanya dugaanku saja...aku rasa dia disetrum listrik terus menerus dan diberi obat adrenalin"

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Samatoki-kun tenanglah dulu, aku tidak mengerti apa yang terjadi tapi..."

"Terima kasih...lebih baik sensei tidak perlu tahu"

Apa yang terjadi sebenarnya pada [y/n], kejadian ini akan aku ingat seumur hidupku!

Chuoku sialan!

"Lalu Samatoki-kun", sensei cengkraman di pundakku sakit tahu. "Bicaralah jujur pada [y/n]-kun dari hati ke hati. Ini saatnya kalian saling jujur, apapun itu di pasti memaafkanmu karena dia anak baik"

"Hah?"

"Balikan saja padanya kalau masih cinta, jangan galau tidak jelas di ruanganku, Samatoki-kun. Papa tahu kau itu sangat mencintaimu jadi bicara jujur padanya ya. Jangan cuma ewe doang, papa malu"

What the papa!? "Kau inu bicara apa sih? Mabuk ya? Aku bukan anakmu! Hoi, sensei!"

Dih, malah pergi( ̄~ ̄;)

Hah, sudahlah aku ke dalam kamar saja.

Aku menggeser pintu pelan, sepertinya dia tidur.

Aku duduk di tepi ranjangnya yang empuk.

Kulitnya pucat sekali.

Aku menyisir rambutnya yang menghalangi wajah cantiknya yang terlelap.

Aku usap pipinya dan mengecup bibirnya sekilas.

Iya sekilas, nanti dia bangun malah.

Dua orang China itu ke atap rumah sakit katanya mau merokok.

"Samatoki..."

"Ah, maaf aku membangunkanmu ya?"

Aku menahannya yang akan duduk.

"Aku mau duduk..."

"Kepalamu masih pusing?"

"Sudah mendingan..."

Aku membuat bantal jadi sandaran dan membantunya duduk.

"Kau istirahat saja, [y/n]"

"Itu juga berlaku untukmu..."

Senyumnya aku lihat lagi.

Tanganku digenggamnya erat dan dia menarikku.

Helaan nafasnya saat ia memelukku., aku membalas pelukannya.

"Aku takut tidur...aku sudah terlalu lama tidur meski dipaksa", katanya.

"Maaf aku terlambat datang..."

"Tidak...kalau kau terlambat, aku mungkin bertemu denganmu sebagai orang lain"

"Sekarang sudah tidak apa, semua sudah berakhir"

"Apa yang terjadi pada peniruku yang lain?"

Aku harus jujur, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan.

Aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan.

"Aku membunuh mereka..."

Buk!

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang