32

437 58 7
                                    

[AUTHOR POV]

Pagi hari yang cerah di langit kota pelabuhan.

Kabut tipis.

Embun pagi yang menyegarkan.

Matahari masih mengintip malu di ufuk timur.

Langit masih sedikit gelap.

Belum banyak manusia yang terbangun juga :v

Masih nyaman di kasur :v

Namun, tidak dengan pemuda yakuza ini.

Ia terbangun pada dini hari karena tidurnya tidak nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia terbangun pada dini hari karena tidurnya tidak nyenyak.

Termangu di atas sofa kebesarannya.

Entah melamun apa dirinya.

Pikirannya mengembara ke tempat yang jauh.

Tidur dengan tanpa baju atasan sudah kebiasaannya.

Raut wajah malas terlihat jelas di wajahnya yang biasanya berekspresi keras.

Biasanya ia akan langsung menyulut rokok namun ia sedang tidak ingin.

"Untuk pertama kalinya...aku tidak mood sebat", katanya.

Dia mendengus geli menertawakan dirinya sendiri.

Samatoki bangkit dari sofa empuknya.

"Masih terlalu pagi untuk ke supermarket", ia melihat jam digital di ponselnya yang menunjukan pukul 04.55. "Apa ada toko yang buka jam segini? Toko permen misal"

Ia ke kamar mandi mencuci mukanya dan menggosok giginya.

Setelahnya mengambil sweater hitam dan memakainya.

Ia pun mengenang syal biru juga.

Kaki bersepatunya meninggalkan kediaman nyamannya itu.

Udara dingin menerpa kulitnya.

Sudah biasanha baginya dengan udara dingin di subuh hari.

Karena pekerjaannya atau sekedar memperkuat diri.

Sepanjang dirinya berjalan tidak ada toko yang buka.

Iyalah masih jam berapa :v

Ia putuskan mencari vanding mechine yang menjual permen.

Di dekat tempatnya tinggal tidak ada.

Kantor polisi tempat Jyuto apalagi, kebanyakan menjual rokok dan minuman.

Hutan tempat Rio tidur lebih tidak mungkin.

Samatoki memutuskan sedikit jauh mencari.

Gitu amat cuma buat beli permen :v

"Oh, akhirnya ada", dan dia menemukannya.

Samatoki memasukan uang koinnya ke mesin dan menekan sebanyak 5 tombol di mesin tersebut.

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang