22

503 73 6
                                    

[YURI POV]

"[Y/n]-chan, ini nee-nee. Buka pintunya"

Sudah hampir sebulan dia mengurung diri di kamar.

Aku dapat kabar dari Hitoya-kun dan hagase tentang keadaannya.

Dari cerita mereka, [y/n]-chan berdiri di depan apartemen sambil menangis.

Setelahnya, ia mengeluh kepalanya sangat sakit, begitu bangun dia tidak mau ditemui siapapun.

Jyuushi-kun juga cerita, sebelum keadaannya buruk dia diajak keluar oleh Samatoki.

Apa yang kau lakukan pada adikku, Samatoki?

"[Y/n]-chan, cerita pada nee-nee tidak apa"

Aku sudah mengetuk dan membujuknya tapi hasilnya nihil.

Yang lain juga.

Setidaknya jawablah, [y/n]-chan.

Jangan buat aku khawatir seperti ini.

"Nee-nee..."

"Syukurlah, buka pintunya [y/n]-chan"

"Tidak mau...biarkan aku sendiri"

Dari suaranya, keadaannya tidak baik.

Apa yang harus aku lakukan?

"Sensei, maaf"

"Riou-kun"

Dia teman Samatoki bukan?

"Biar aku yang bicara pada [y/n]"

"Tolong ya"

Aku menyingkir dari depan pintu kamarnya.

"[Y/n], ini aku Riou"

"Mau apa kau kemari?"

"Bisa kau keluar dan bicara"

"Biarkan aku sendiri"

Aku berharap padamu, Riou-kun!

Bujuk dia!

"Kalau kau tidak mau buka, aku dobrak pintunya"

Nah begi...CHOTTO!

"Riou-kun jangan lakukan itu! Kita cari cara lain ya?"

"Tapi kalau tidak begitu [y/n] tidak mau keluar dari kamar"

"Pokoknya jangan!"

Tidak begitu juga!

Itu terlalu memaksa!

"Kalau kau dobrak...berarti aku mati"

Apa katamu, [y/n]-chan?

Jangan lakukan!

"[Y/n]-chan jangan!"

"Kalau begitu biarkan aku sendiri"

🔫🔫🔫

{Sebulan lalu, saat Samatoki sudah pergi}

[READER POV]

Kenapa aku menangis?

Kenapa aku menangisinya?

Putus?

Kenapa sesak rasanya?

"Ukh...atama ga..."

Pandanganku semakin kabur, lalu semua gelap.

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang