Hello..

196 9 1
                                    


"Ada sebuah kutipan terkenal dari film 'Architecture 101', kalian yang pernah menontonnya pasti ingat." Ucap seorang perempuan lembut. "kita semua merupakan cinta pertama seseorang, aku dan juga kamu." 

Detik berikutnya sebuah lagu mengalun lembut sebagai penutup dari acara musik di radio petang itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang, lampu-lampu jalan mulai menyala menerangi seluruh kota. Orang-orang dan kendaraan lalu lalang di setiap jalanan di kota Seoul, mereka kebanyakan baru pulang setelah seharian bekerja. Namun tidak bagi YooRa, saat-saat menjelang makan malam seperti ini adalah saat-saat tersibuk di Restoran tempat kerjanya.

"Pesanan meja 5 siap.." Teriaknya setelah meletakkan potongan daging di atas ramen yang tersaji di mangkuk. 

Seorang perempuan berpakaian pelayan kemudian mengambil mangkuk berisi ramen tersebut dan meletakkannya di atas nampan, lalu pergi untuk mengantarkan pesanan.

"Pesanan baru untuk meja 8, dua sashimi, tiga wakame salad, satu katsu curry dan satu gyudon." Teriak seorang lelaki yang baru masuk ke dapur dengan membawa kertas pesanan baru.

"Oke. Segera ku siapkan." Kata YooRa yang baru saja kembali dari menyimpan ponsel di lokernya. "Aku butuh salmon untuk sashimi."

Suasana dapur saat ini sangat ramai, kertas pesanan baru datang tak henti-hentinya. Teriakan terdengar dari segala sudut, tentang pesanan yang siap diantar maupun pesanan baru yang menunggu untuk segera disiapkan. Begitupun dengan bunyi nyaring dan aroma masakan yang menguar. Keadaan itu berlanjut terus menerus hingga jam menunjukkan pukul 9 tepat. Hanya tersisa seorang pelanggan laki-laki yang duduk dekat jendela. Mangkuk dan piringnya sudah kosong, sama sekali tak menyisakan makanan sedikit pun, hanya gelas minumannya saja yang masih menyisakan setengah teh ocha hangatnya yang mulai dingin. 

Mata lelaki itu seperti mengamati setiap sudut restoran, kemudian berhenti pada jam besar yang berada di dekat bar sushi. Menyadari jarum pendek jam berada di angka 9 dan jarum panjangnya sudah melewati angka 12, lelaki itu berdiri menuju kasir kemudian pergi melewati pintu setelah menyelesaikan pembayaran atas menu yang tadi dipesan.

«««

'Mama Park Japanese Restaurant' nama restoran itu tercetak di atas plang yang terpasang di atas pintu masuk. Di halamannya yang cukup luas terdapat dua buah pohon maple yang cukup tinggi di sisi kanan dan kiri, seperti sebuah gerbang masuk. Dari depan, restoran ini terlihat seperti rumah di pedesaan. Pintunya terbuat dari kayu dengan jendela-jendela kotak kecil menghiasi hampir setengah bagiannya dan kusen jendelanya berbentuk segi empat. Ada dua buah lampion merah tergantung di atapnya. Sebagian besar ornamennya berwarna coklat, juga ada sedikit warna merah dan krem di beberapa bagian. Kesan pertama yang terasa adalah kesederhanaan dan kehangatan sebuah rumah pedesaan.

Tak berbeda dengan penampilan luarnya, suasana di dalam pun terasa sederhana dan penuh kehangatan. Meja dan kursi yang mengelilinginya terbuat dari kayu, di ujung ruangan dekat dengan dapur terdapat sebuah sushi bar dengan kursi-kursi kayu berjejer di depannya. Ada sebuah ruangan lain yang tersedia khusus bagi pelanggan yang ingin makan lebih santai, hanya ada meja panjang dan bantal duduk yang mengelilinginya. 

Begitu masuk ke dapur, kesan sederhana tak lagi begitu terasa. Dinding nya berwarna putih sebagian dan sebagian lagi berwarna abu-abu, ada sebuah jendela kecil yang menghubungkan bagian dapur dan sushi bar.

YooRa menyimpan barang bawaannya, meraih sehelai apron yang terlipat rapi di lokernya lalu pergi ke dapur untuk melakukan preparation. Seorang pria paruh baya masuk ke dalam dapur diikuti pria yang lebih muda. Pria itu menyapa seluruh pegawai yang telah berkumpul di dapur.

See U LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang