"Jadi, WOY ANJIR VAVA DISEBELAH LO APAAN," heboh Tama membuat gadis bernama Vava itu berteriak ketakutan.
"ANJIR APAAN WOY!," teriaknya.
"Maaf Va, intro doang, sebelum memulai cerita creepy malam ini, hehe," ucap Tama sembari memasang tampang watadosnya.
"Kali ini serius, kali ini serius," ucap Tama dengan nada serius. Hal itu pun membuat orang-orang yang berada disitu kecuali Tama langsung diam.
"Nungguin ya?"
"Anjir lo sumpah!," kesal Darrel.
"Oke oke ini serius!"
"Awas lo bohong lagi!." Erin ikut-ikutan kesal.
"Menurut info yang gue ketahui, katanya, katanya sih ya... di Villa ini ada mbak Kunti," jelas Tama.
"Seriusan lo!," ucap Delisa tak percaya.
"Yaelah, mentang-mentang gue pembohong, dikira bohong mulu," heran Tama.
Erin memutar bola matanya malas, "Omongan lo mah gak bisa dipercaya Ma," tutur Erin.
"Tapi ini serius— kalau gak salah, Mbak kuntinya ada di lantai dua,"
"SENGAJA LO KAN NAKUT-NAKUTIN!." Rosa berteriak kesal.
Dengan cepat Tama menggeleng, "Enggak tuh! Emang iya! Mau ke lantai tiga tapi Mbak Kuntinya capek," jelas Tama, tak masuk akal memang.
"Mana bisa begitu!." Erin tak terima.
"Bisa lah!,"
"Oh gue ngerti maksud lo Ma!," ucap Darrel membuat seluruh pasang mata menatap kearahnya, "Maksud lo biar mereka ketakutan terus tidur dikamar kita kan? Ngaku lo! Modus!," lanjut Darrel.
"Eh gue gak mikir sampe sana ya! Otak lo tuh mesum!," jengkel Tama karena ia tak terima dituduh macam-macam.
"Dah ah ngantuk gue, gak mutu banget cerita kalian," ucap Erin sembari berdiri.
"Anjir udah datang paling lambat, pergi paling cepat," sindir El.
Erin memutar bola matanya malas, "biarin! Sirik kan lo!,"
"Ayok Del, Va, Shil tidur," ajak Erin kearah ketiga teman sekamarnya itu.
"Duluan deh sana," ucap Vava.
"Kalau gue duluan gue bakal kunci pintunya langsung," ancam Erin.
"Gak jelas lo Rin! Udah ah ayok!," ajak Delisa kearah Vava dan Shila.
"Yahhh, padahal masih mau bucin," ucap Shila yang masih bersender di pundak Zidan.
Erin menatap Shila malas, "Shila," tegurnya.
"Iya iya, berasa ada emak gue disini!." Shila cemberut, lalu dengan berat hati ia meninggalkan pujaan hatinya itu.
Erin, Vava, Shila, dan Delisa pun menuju ke kamar. Mereka mengobrol terlebih dahulu sebelum tidur, lebih tepatnya bergibah.
"Eh udah jam 12 malam, yok tidur," ajak Vava.
"Gue gak mau paling pinggir," ucap Shila dan ia langsung berbaring ditengah kasur.
Pada akhirnya Erin dipinggir sebelah kiri, setelah itu Shila, lalu Delisa, dan paling pinggir kanan adalah Vava. Keempat gadis itu pun terlelap dalam mimpi indah mereka masing-masing.
>~<
Pagi harinya. Jam masih menunjukkan pukul 6, namun Erin sudah terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia duduk lalu menatap ketiga temannya yang masih tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Namanya adalah Sherina Valerie atau kerap disapa Erin, dan ia adalah pemeran utama dalam cerita ini. Sosok gadis yang sangat ceria, sama sekali tak terlihat bahwa ia menyimpan luka. Dulu, Erin juga pernah merasakan kehangatan keluarga, b...