~24~

42.4K 2.7K 29
                                    

Kini Darrel berada disebuah Cafe, bersama dengan Vanilla. Kedua orang itu tampak berbicara dengan serius.

"Gue gak bisa pacaran sama lo Van," ucap Darrel mencoba meyakinkan Vanilla.

"Kenapa?," tanya Vanilla dengan nada sedikit nyolot.

Darrel menghela nafasnya, "Gue udah punya istri sekarang—"

"Gak papa Rel, lagian lo gak cinta kan sama Erin," sahut Vanilla.

"Gue—"

"Dulu kan lo selalu ngejar cinta gue, sekarang gue bales cinta lo Rel, kenapa lo malah gak mau," ucap Vanilla dengan nada kecewa.

"Bukan begitu Van, sekarang keadaannya sudah beda, gue udah gak kayak dulu, gue udah punya satu wanita yang akan jadi satu-satunya wanita dalam hidup gue, mana mungkin gue pisah sama dia, kecuali takdir," jelas Darrel.

Vanilla menatap Darrel dalam, "Rel—"

"Banyak cowok lain yang ngejar lo kok Van, gak cuman gue, jadi lo bisa pilih salah satu diantara mereka," ucap Darrel sembari tersenyum tipis.

"Gue maunya lo," sahut Vanilla cepat.

"Gak bisa Van—"

"Harus bisa!," sentak Vanilla.

"Gak." Darrel berdiri, hendak beranjak pergi dari sana, namun Vanilla mencengkram lengannya.

"Mau kemana?," tanya Vanilla pelan.

"Pulang, udah malam, ntar Erin nungguin," sahut Darrel dingin.

"Lo gak mau nganterin gue pulang?," tanya Vanilla dengan nada yang diimut-imutkan.

"Lo kesini naik mobil sendiri kan?."

"Enggak, diantar Abang gue," sahutnya.

"Ya udah minta jemput Abang lo lagi," ucap Darrel dengan santainya.

"Gue maunya sama lo!," ucap Vanilla dengan penekanan disetiap katanya.

Darrel menghela nafasnya, mencoba untuk tetap bersabar, "Lo bisa pakai ojek online—"

"Gak mau Darrel!."

"Mas, Mba, kalau berantem jangan disini dong, keganggu nih kita," ucap seorang pengunjung Cafe disana.

"Iya Mas, Mba, jangan berantem disini," sahut pengunjung Cafe lainnya.

"Maaf. Ayok." Darrel menarik tangan Vanilla, membawa gadis itu keluar dari Cafe.

Darrel masuk kedalam mobil dengan wajah datar, Vanilla pun ikut masuk kedalam mobil Darrel dengan senyuman yang melekat dibibirnya.

Sepanjang jalan, baik Darrel maupun Vanilla, tak ada yang membuka obrolan, keduanya diam. Tak terasa, mobil Darrel pun berhenti tepat didepan pagar rumah Vanilla.

Vanilla tersenyum senang kearah Darrel, "Makasih," ucapnya.

"Hmm."

"Mau mampir?," tawarnya.

"Gak usah."

"Bokap gue gak bakal marah kok tenang aja—"

"Gak usah," sahut Darrel sedikit kesal.

"Oh...oke... gue masuk dulu ya, lo hati-hati," ucap Vanilla sembari membuka pintu mobil, ia pun keluar dari mobil tersebut, dan berjalan masuk menuju kerumahnya. Lalu Darrel pun kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal.

>~<

Ceklekkk...

Darrel membuka pintu kamar, ia melihat Erin yang sudah tertidur nyenyak. Darrel melirik kearah jam dinding yang kurang lebih menunjukkan pukul 11 malam, pantas saja Erin sudah terlelap dalam mimpinya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang