~12~

40.6K 3K 70
                                    

"Jadi intinya lo emang gak mau tanggung jawab?"

Erin menatap datar lawan bicara yang lebih tinggi darinya itu. Ya, ia berbiacara dengan Darrel, lelaki pengecut yang hanya ingin berbuat tapi tak ingin tanggung jawab.

Darrel menatap Erin tak kalah datarnya, ia menaikkan sebelah alisnya, "Buat apa?." Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulutnya membuat Erin semakin tak habis pikir.

Kini mereka berdua berada di Taman Belakang Sekolah.

"Perlu berapa kali gue bilang kalau gue hamil? Dan lo yang hamilin!"

"Perlu berapa kali juga gue bilang kalau gue gak ngerasa nyentuh lo!"

Erin menghembuskan nafasnya kasar, tak ada habisnya jika adu mulut dengan Darrel. Darrel memang egois, tidak mau salah, selalu mau menang, dan Erin benci hal itu.

"Gugurin," ucap Darrel singkat, namun Erin mengerti apa yang dimaksud dengan ucapan Darrel.

"Sinting! Gak bakal gue gugurin!"

"Ya sudah."

"Terserah! Kalau lo emang gak mau tanggung jawab, ya udah! Lo tenang aja, gue bakal rawat anak ini, dan gue juga bakal ngenalin lo ke dia nanti." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Erin langsung pergi dari hadapan Darrel.

Erin menuju ke toilet, ia berdiri didepan wastafel dan menatap dirinya di pantulan cermin. Ia menghapus sisa air mata yang ada di pipinya, lalu ia tersenyum kecil. Setelah itu Erin pun keluar dari toilet, ia berjalan santai di koridor.

Sepanjang koridor, hampir seluruh pasang mata menatap kearahnya. Erin tak mengerti arti tatapan itu, namun ia tak perduli, ia tetap berjalan menelusuri koridor.

Sampai akhirnya ia tiba didepan kelasnya. Didepan pintu kelas, Delisa langsung menghampirinya dengan wajah panik.

"Rin, gawat!."

Erin bingung, ia tak mengerti apa yang dimaksud Delisa, "Kenapa?," tanyanya.

Namun Delisa tak menjawab, ia justru menarik Erin membawanya menuju ke papan mading yang berukuran cukup besar.

-TRENDING TOPIK-
Sherina Valerie atau Erin
Murid kelas XII IPA 3
HAMIL GUYS!!!

Erin benar-benar kaget saat itu, siapa yang menyebarkan berita itu, tega-teganya. Erin langsung menatap Delisa, dan Delisa langsung memeluk Erin lalu berucap pelan, "Sabar ya Rin, semua bakal ada jalan keluarnya."

"Whoopsss... ada bumil nih," sindir seorang gadis yang tiba-tiba berdiri dihadapan Erin, gadis itu adalah Rika.

"Lo yang nyebarin ini?!." Erin menatap Rika datar.

"Kalau iya kenapa?." Rika menjawabnya dengan santai.

Erin terkekeh pelan, "Gimana? Puas kan lo sekarang?!"

"Sangat puas, anggap aja ini balasan gue setelah lo rebut Sean dari gue."

Plakkk...

Erin langsung menampar kuat pipi kanan Rika membuat Rika meringis kesakitan.

"Gue udah bilang sama lo, gue gak pernah rebut Sean dari lo! Gue gak suka sama dia!."

Rika menatap Erin malas, "Halah! Lo nya aja emang kecentilan! Semua cowok lo godain, bahkan lo sampai hamil gini, siapa coba Bapaknya anak yang lo kandung? Gak tau kan lo? Pasti lo udah banyak main sama cowok!," cerocos Rika tak hentinya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang