~28~

47.2K 2.7K 55
                                    

Mobil Darrel terhenti didepan gedung tua yang berukuran cukup besar. Darrel menatap gedung tua itu dari dalam mobilnya.

Ia mengambil handphone nya lalu menghubungi El.

"Gue udah di lokasi," ucap Darrel singkat.

"Gue udah dijalan kok, sama Tama juga, lo masuk duluan aja. Eh Rel..."

"Apa?."

"Apa gak sebaiknya telpon polisi aja ya?."

"Vanilla bilang gue gak boleh bawa siapapun termasuk polisi, oh ya, jadi ntar lo sama Tama ngumpet ya, jaga-jaga aja kalau Vanilla bawa anak buah."

"Tapi Rel—"

"Udah diem. Gue mau masuk dulu."

Tut.

Darrel memasukkan handphone nya kedalam saku celananya. Darrel pun keluar dari mobil, berjalan semakin dekat kearah gedung tua itu, Darrel menatap kearah sekelilingnya, memastikan semuanya baik-baik saja. Darrel pun masuk kedalam gedung tua tersebut.

"ERINNN...RIN..." teriak Darrel sembari menatap kearah seisi gedung.

"Selamat datang Darrel," ucap Vanilla yang tiba-tiba datang menghampiri Darrel.

Kedua mata Darrel langsung menatap tajam kearah Vanilla, "Mana Erin?."

"Ikut gue."

Vanilla berjalan mendahului Darrel, sedangkan Darrel mengikuti Vanilla dari belakang.

Sampai akhirnya mereka sampai disalah satu ruangan yang ada di gedung tua tersebut. Terlihat Erin yang terduduk lemah diatas kursi dengan kedua tangannya yang diikat, wajahnya pun tampak sangat berkeringat.

Darrel ingin menghampiri Erin namun Vanilla langsung menahannya.

"Eitsss... apa lo lupa sama perkataan gue? Gue bakal lepasin Erin, asalkan lo cerain dia dan nikahin gue." Vanilla tersenyum miring kearah Darrel.

Erin yang mendengar perkataan Vanilla pun langsung menatap kearah Darrel yang juga menatap kearahnya.

Erin menggeleng pelan, pertanda bahwa ia tidak setuju dengan kesepakatan yang dibuat oleh Vanilla.

"Gue gak mau nikah sama lo!," tegas Darrel sembari menatap Vanilla tajam.

Vanilla tersenyum miring, "Oh gak mau? Terserah, itu pilihan lo sih. Berarti lo siap ngeliat Erin disiksa!."

"Van, lo jangan macem-macem! Gak ada syarat lain apa? Gue bakal kasih lo uang berapapun yang lo mau, asalkan lo lepasin Erin," ucap Darrel.

"Gak, gue gak mau uang, gue maunya lo!."

"Tapi gue gak mau lo, bodoh!."

"Alinnn!!!," teriak Vanilla.

Dan seorang gadis bernama Alin itu pun langsung menghampiri Vanilla, "Apa?."

"Cepat lo siksa Erin! Sekarang!," bentak Vanilla.

Dengan gerak cepat, Darrel langsung mencengkram lengan Alin, "Kalau sampai lo berani macem-macem ke Erin, lo bakal mati ditangan gue, malam ini juga!."

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang