~Epilog~

70.2K 3K 226
                                    

Beberapa tahun kemudian...

Erin tersenyum hangat melihat wajah suaminya yang sedang tertidur. Tangan kanannya terulur mengusap puncak kepala Darrel.

"Rel..."

"Bangun..."

Namun Darrel sama sekali tak menghiraukan Erin, tidurnya pun sama sekali tak terganggu.

"Rel, bangun, mandi, itu yang lain udah pada ngumpul di ruang tamu."

Kini mereka sedang berlibur ke puncak, dan nginap disebuah Villa yang pernah mereka tempati saat liburan masa SMA dulu.

"Rel." Erin menggoyangkan lengan Darrel.

"Hmm," gumam Darrel dengan kedua mata yang masih tertutup rapat.

"Bangun dulu ih, udah jam 9!," ucap Erin dengan nada sedikit kesal.

"Iya sebentar, masih ngantuk," sahutnya asal.

Ceklekkk...

Pintu terbuka dan terlihatlah seorang anak laki-laki masuk kedalam kamar tersebut.

"Ma, Tante Delisa nyariin Mama tuh," ucapnya. Siapa lagi kalau bukan Davin Axelio Sanders, putra pertama dari pasangan Darrel Alfino Sanders dan Sherina Valerie. Davin kini sudah berusia 5 tahun.

"Adik kamu mana?," tanya Erin kearah putra sulungnya itu.

"Kalau Dara di Taman depan, kalau Aya hilang," sahutnya santai, "Dah Ma, Davin mau main dulu." ucapnya.

Adara Axelia Sanders dan Ayara Axelia Sanders, dua gadis kembar yang sangat aktif, mereka berumur 3 tahun, keduanya sama-sama tidak bisa diam, sangat rusuh. Terkadang Erin pusing sendiri menghadapi kedua anak kembarnya itu.

"Ehhh Davin... kemana Aya?," tanya Erin dibalas gelengan dari Davin, "Gak tau Mamaku yang cantik, main sama Loli kali," sahutnya.

"Kalau ketemu adik kamu, bilangin mainnya jangan jauh-jauh."

"Siap Ma, dadah..." ucapnya sebelum berlari keluar dari kamar.

"Darrel bangun, anak kamu hilang," ucap Erin dan seketika Darrel langsung membuka kedua matanya.

"Hilang?," kagetnya.

"Iya!."

"Paling juga main." Darrel kembali memejamkan kedua matanya, hal itu membuat Erin mendengus kesal.

"Darrel Alfino Sanders!."

"Iya." Dengan malas Darrel pun membuka kedua matanya dan langsung duduk.

"Sekarang kamu mandi, habis itu langsung ke Ruang Tamu, aku kesana duluan." Baru saja selangkah Erin melangkahkan kakinya, namun Darrel menarik tangannya membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dalam pelukan Darrel.

Keduanya saling tatap selama beberapa detik, sampai akhirnya Erin memalingkan wajahnya, ia benar-benar malu ditatap Darrel seperti itu.

"Kamu makin cantik," puji Darrel.

"Bego banget aku gak akuin kecantikan kamu dari dulu," sambungnya.

"Akhirnya kamu sadar," sahut Erin tanpa menatap Darrel.

"Kamu ingat kejadian beberapa tahun yang lalu di Villa ini?," ucap Darrel pelan.

Erin kembali menatap Darrel, "Aku gak bisa lupain kejadian itu."

"Untuk kesekian kalinya, Maaf Rin."

Erin mengubah posisinya menjadi duduk disebelah Darrel, "Rel, itu kesalahan kita berdua."

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang