Seruput kopi

48 1 0
                                    

Kubayangkan kita sama-sama duduk disini menyeruput secankir kopi
menatap arah pinggang laut yang manja,
kala tertumpahi sinaran senja,
yang menjala keheningan di lubuk kemasing-masingan yang bersahaja.

Pantai dan cakrawala menyuguhkan cuma keterdiaman.
Begitu menghanyutkan bak sihir sang syaman.
Saat ini, hanya bayanganmu sebagai peneman.
Hanya damba bersua yang lekat dalam genggaman.

Adakah kau sedang melukis rindumu, hai cinta?
Pandanglah aksara-aksaraku yang meraut runcing asmara,
pada teduh sorot netramu nan jelita.
Kuharap kau pahami makna rinduku yang menggelora.

Entah kapan akan usai debur di dada,
bila perjumpaan tak segera tersabda.
Semoga segera kau lantunkan kelucak jawab rindumu,
lewat balasan untaian kata untukku darimu.

Senja tenggelam ditelan hujan.
Pepohonan menggigil dihangatkan pendar lampu dari kejauhan.
Sepi yang tertahan untuk kembali.
Langit yang diam tak peduli.

Kuraih sebuah rindu.
Kubaca maknanya yang syahdu.
Kusapa baris demi baris kalimat setelah terbuka.
Seketika bisiknya menyerbu rasa yang peka.

Damba berlari kesana-kemari.
Ada hati yang menari.
Ada hasrat yang terpendam.
Ada harap yang tak padam.

Cangkir kopipun kemudian tiba.
Hangatnya mengepul ke udara.
Aromanya menebar asmara.
Menyihirku untuk rela menghamba.

Aku tak ingin memikirkan kata.
Yang kumau, kau dan aku menjelma kita.
Walau berpuluh ribu kata telah kueja,
tapi, tak kusua rindumu di sesela senja.

Hanya ada kopi dan temaram lampu,
saksikan betapa jelitamu yang kuampu.
Hanya bayangmu yang membuatku tersipu,
dan tanpamu aku tak mampu.

Assalamualaikum Wr. Wb.

DALAM RINDUKU
Karya: Hermin Veronika

Dalam rinduku subuh tadi, kau menjelma langit jingga,
yang semalaman tak memejamkan mata, meluas bening tak terhingga,
siap mendekap cahaya mentari,yang melengkung hening,
bersama dambaku yang berbisik selembut lening.

Ketika Matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam rinduku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau tanpa cela,
yang tak henti mengajukan tanya tentang cinta kepada angin,
yang mendesau bisikkan ingin.

Dalam rinduku, di kala sore, kau menjelma seekor burung gereja,
yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis senja,
yang hinggap di reranting dan menggugurkan putik-putik bunga jambu,
yang tiba-tiba risau oleh damba dalam kalbu.

Maghrib, dalam rinduku, kau menjelma angin petang,
turun perlahan, selimuti harap yang terbentang.
berjingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya,
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku dengan lembutnya.

Dalam rinduku di senyap malam, kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar menantimu dalam anganku,
yang setia meniti detik demi detik,
menuju pesonamu yang melebihi makna kata cantik.

Aku memujamu.
Tak akan pernah selesai merindukanmu,
mengguritkan berlaksa sajak bagi adamu,
hanya untukmu.

Jangan lupa kasih bintang nya ya
@zharia96

Aksara Rindu dan Cinta dalam do'a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang