Setelah pulang dari kediaman Wijaya Tama termengu memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang kini berada dalam otaknya.
'Apakah Flui adalah dia?'
'Lalu jika benar bagaimana dengan Alex?'
'Apa yang harus gue lakuin?'
Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar diotaknya. Satu sisi ia merasa nyaman dengan Flui dan jika benar dia adalah gadis kecilnya dulu ia merasa sangat bahagia. Disisi lain ia bingung bagaimana perasaan Alex jika ini semua benar ia tak mau menyakiti perasaan sahabatnya. Ia tau bahwa Alex tulus sayang pada Flui
"Arghh.." geram Tama Frustasi
"Gue harus cari tau kebenarannya" tekat Tama
Setelah itu Tama merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya dan mulai memejamkan matanya. Esok adalah hari dimana sebuah teka-teki akan mulai dipecahkan.
*****
Flui dan Raja melewati koridor yang mulai ramai karena bel masuk akan berbunyi lima menit lagi. Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan kagum, iri dan sebagainya. Namun Raja dan Flui hanya bersikap acuh toh mereka tidak tau kebenaran bahwa mereka adalah saudara kembar. Raja mengantar Flui sampai ke kelas XI Mipa 4
"Belajar yang bener jangan suka bolos" kata Raja sambil mengacak rambut Flui yang mendapat teriak histeris bagi kaum hawa yang melihatnya
"Ishh berantakan tau" kata Flui kesal
"Aduh masih pagi udah mesra aja nih hehe" Goda Alex sambil terkekeh kecil
"Iri lo ya" kata Raja sambil menaik turunkan alisnya
"Idih ngapain iri sama lo. Ogah gue lagian kalian juga gak pacaran kan haha" kata Alex sambil tertawa mengejek
Tuk..
"Rasain tuh" kata Raja sambil menonyor kepala Alex
"Tega lo Raj"
Flui hanya terkekeh mendengar pertengkaran kedua pria dihadapannya ini
"Udah kamu masuk aja Flu kakak mau kekelas dulu sama nih bocah. Dadah sayang i love you" kata Raja sambil melambaikan tangan ke arah Flui
Flui hanya menggeleng melihat tingkah pacar boongannya itu. Lalu Flui masuk ke kelas dan duduk dibangkunya bersama Tama.
Ngomong-ngomong soal Tama, Flui masih penasaran kenapa ia sudah bisa dirumah tadi pagi padahal seingatnya ia tertidur diruangan pribadi Tama. Seolah dunia berpihak padanya Tama kini tengah memasuki kelas bersama kedua temannya yakni Devid dan Jono
"Hai neng cantik sendirian aja mau abang temenin gak?" goda Joni pada Flui
"Gak usah sok ganteng lo nyet. Muka pas-pasan gitu aja sok deketin Flui. Kena bogem Alex tau rasa lo" kata Devid yang berada disamping Joni
"Loh kok Alex?" tanya Flui bingung
"Eh gak papa kok mereka emang lagi pada geser. Udah sana lo berdua balik ke kandang" ucap Tama
"Kandang pala lo peyang emang kita hewan apa?" kata Joni mengebu-ngebu sambil berjalan kebangkunya bersama Devid
Tama hanya mendengus tak menghiraukan ucapan Joni lalu memilih duduk dibangkunya bersama Flui
Tak ada yang membuka suara canggung hal itu yang meraka rasakan saat ini. Flui menggigit bibir bawahnya karena gugup ingin bertanya pada Tama
'Gue kok jadi gugup gini sih padahal cuma mau nanya doang' batin Tama
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (End)
Teen Fiction"Apa lo lihat-lihat" ketus gue "Siapa juga yang lihat lihat lo" jawab cewek tadi tak kalah sinis "Dasar cewek tengil. Buruan minta maaf sama gue" "Idih Ogah banget" "Heh kalian berdua, kenapa masih belum masuk kelas" ucap pak cipto guru paling kille...