Setelah kurang lebih 19 jam perjalanan Tama akhirnya sampai di Los Angeles Internasional Airport. Tama menyeret koper hitamnya menuju mobil BMW hitam yang sudah menunggunya"Biar saya saja tuan" kata Bram sambil mengambil alih koper Tama
"Hmm" balas Tama
Bram langsung membawa koper Tama menuju bagasi mobil sedangkan Tama masuk kedalam sambil menunggu Bram sopir pribadinya.
"Berangkat sekarang tuan?" tanya Bram pada Tama
"Hmm" balas Tama
"Baik tuan"
Selama perjalanan Tama hanya diam sambil melamun. Raganya memang ada disini tapi jiwa dan pikirannya berada di indonesia.
Sekitar 30 menit perjalanan akhirnya Tama sampai di mension keluarga Atmaja yang berada di Los angeles. Mension dengan gaya eropa yang sangat elegan menyambut kedatangan Tama.
"Sudah sampai tuan" kata Bram membuyarkan Tama dari lamunannya
"Hmm jangan ada yang menanggu saya" perintah Tama
"Baik tuan" kata Bram mengangguk patuh sambil keluar dari mobil untuk membawa koper Tama kedalam mension
Semua maid yang berada dimension telah berbaris rapi didalam rumah menyambur kedatangan tuan muda mereka.
"Selamat datang tuan" ucap ketua maid menyambut kedatangan Tama
"Iya" balas Tama singkat
"Perlu sesuatu tuan?" katanya lagi
"Tidak ada. Dan jangan ganggu saya istirahat" kata Tama sambil menaiki tangga menuju kamarnya berada
"Baik tuan" kata para maid sambil menunduk patuh
Tama berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Kamar yang selama ini ia tempati ketika berkunjung ke mension ini.
Tama membuka kamar dengan cat dominan hitam itu lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur king size yang berada disana.
Memejamkan matanya sebentar lalu membuang napas kasar. Pikirannya melayang pada kejadian dibandara tadi. Ia tak tega harus meninggalkan Flui dengan keadaan sakit tapi ia harus melakukan itu karena perusahaan ayahnya tengah butuh dirinya disini.
Lagi pula ia memang harus menjauh dari Flui dan membiarkannya bahagia dengan Alex. Karena ia tau Alex adalah orang yang baik dan tulus Tama yakin bahwa Alex akan membahagiakan Flui nantinya.
Entah karena lelah atau terlalu memikirkan masalahnya Tama terlelap diatas kasur kingsize nya.
*****
Pukul 06.00 waktu Los angeles, Amerika Tama terbangun dari tidurnya karena silau cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya. Tama melirik jam yang berada disudut ruangan lalu bergegas berdiri menuju kamar mandi.
Sekitar 20 menit Tama telah rapi dengan setelan kemeja putih dibalut jas hitam serta setelan celana kain yang senada. Hari ini ia akan menghadiri rapat dengan beberapa investor penting di perusahaan ayahnya.
Tama membuka ponselnya terpampang foto kecil Flui yang tengah tersenyum ceria sebagai lockcreen. Tama tersenyum menginat kenangan masa kecilnya dulu.
"Semoga lo selalu bahagia" gumam Tama
Tak mau memandang foto itu lebih lama lagi Tama memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Kemudian ia mengambil beberapa berkas penting yang sudah ia siapkan untuk pertemuan ini. Meskipun usinya masih muda tapi kemampuan Tama sangat luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (End)
Teen Fiction"Apa lo lihat-lihat" ketus gue "Siapa juga yang lihat lihat lo" jawab cewek tadi tak kalah sinis "Dasar cewek tengil. Buruan minta maaf sama gue" "Idih Ogah banget" "Heh kalian berdua, kenapa masih belum masuk kelas" ucap pak cipto guru paling kille...