#24 Pasar malam (2)

367 15 0
                                    

"Naik itu yuk" ajak Flui sambil menunjuk permainan biang lala dipasar malam

"Yok" balas Tama kemudian keduanya mengantri untuk membeli tiket. Seakan pasar malam kali ini hanya diperuntukkan untuk pasangan kekasih. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah pemandangan keromantisan sebuah pasangan.

Entah setan apa yang merasuki Tama tangan kekarnya bergerak menggenggam tangan Flui yang ada disampingnya. Terasa pas ditangan Tama seolah hanya Tamalah yang boleh menggengam tangan mungil itu

"Eh-" Flui tersentak kanget dengan tindakan Tama barusan

"Biar gak ilang lagi rame soalnya" jelas Tama seoalah mengerti apa yang ada difikiran Flui

'Fix pulang dari sini gue harus periksa kesehatan jantung' batin Flui

Setelah beberapa waktu mengantri kini giliran keduanyalah yang menaiki biang lala.

"Wah indah banget" kata Flui kagum melihat pemandangan dari atas biang lala

"Iya indah" gumam Tama sanbil terus memandang wajah cantik Flui

Ketika berada dititik tertinggi Flui merentangkan tangannya menikmati terpaan angin nakal memukuli wajahnya. Hingga biang lala yang mereka naiki tiba-tiba berhenti membuat badan Flui terhuyung ke belakang dan hampir jatuh jikalau saja tangan Tama tidak merengkuh pinggang Flui dengan cepat.

Tanpa sengaja manik keduanya bertemu. Dari tatapan mereka seolah menyiratkan rindu yang sangat mendalam, rindu yang selama ini mereka rasakan seakan tertuntaskan. Sadar dengan posisi mereka yang masih berpelukan Flui segera memalingkan wajahnya gugup

"Ma-ka sih" kata Flui gugup.

"Sama-sama. Mangkanya duduk aja jangan banyak tingkah kayak bocah aja" kata Tama

"Ishh.. Salahin biang lalanya dong kenapa tiba-tiba berhenti" omel Flui kesal

"Pasti ada yang naik dibawah" balas Tama

Setelah itu keduanya saling terdiam tenggelam dengan fikirannya masing-masing

'Mata itu? Gue semakin yakin kalau itu lo' batin Tama sambil menatap Fluo lekat

"Kenapa lo ngeliatin gue gitu?" tanya Flui

"Pede akut lo. Orang gue lihat pemandangan dibelakang lo"

"Serah lo dah" Flui mendengus kesal.

Setelah beberapa kali putaran akhirnya waktu keduanya bermain telah selesai

"Mau kemana lagi?" tanya Tama

"Rumah hantu yuk" aja Flui antusias

"Bilang aja lo mau modus ke gue kan?"

"Idih ogah banget gue. Gue tuh pengen geplak tuh kepala hantu" jelas Flui

"Hahaha emang lo berani?"

"Berani tau dulu waktu kecil gue sama Raja ke pasar malam ke rumah hantu. Nah pas udah mau keluar ada hantu tiba-tiba nongol karena gue kaget ya gue reflek geplak tuh kepala hantu pake sepatu gue haha"

"Hahaha ada-ada aja lo. Yaudah yuk" kata Tama lalu berlajan menuju rumah hantu tak lupa tangan kananya yang senantiasa menggengam tangan mungil Flui

Dan benar saja ketika berada dalam rumah hantu setiap ada hantu yang lewat pasti di geplak kepalanya oleh Flui. Membuat tawa Tama selalu meledak saat menyaksikannya.

Komitmen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang