#37 Kembali

297 20 4
                                    

Satu minggu telah berlalu dan Flui sudah pulang dari rumah sakit empat hari yang lalu. Hari ini Flui akan pergi ke sekolah setelah beberapa hari dikurung dirumah oleh kakaknya dengan alasan belum sembuh total dan Flui memanfaatkan dengan baik keposessivan kakaknya itu dengan rebahan seharian dirumah. Tapi lama-lama ia merasa bosan dan memutuskan untuk pergi ke sekolah.

Flui menuruni tangga rumahnya dengan senyum tipis miliknya memang semenjak kepergian Tama Flui tak seceria dulu meskipun dia berusaha tetap terlihat bahagia didepan kedua orang tua dan kakaknya.

"Pagi ma, pa, kak" sapa Flui dengan senyum yang terpantri dibibirnya

"Pagi juga sayang"

"Pagi juga dek" jawab Bunga, Raffi dan Raja bersamaan

"Mau makan apa sayang?" tanya Bunga

"Nasi goreng aja mah" jawab Flui

"Baik tuan putri" kata Bunga sambil mengambilkan sarapan Flui

"Flui aja terus Raja mah anak pungut" sindir Raja melihat kedekatan mama dan kembarannya

"Gitu aja iri lo kak" kata Flui terkekeh melihat wajah kesal Raja

"Gue anak pungut gue diem" kata Raja lagi sambil menyuapkan nasi goreng yang ada didepannya

Sontak hal tersebut mengundang gelak tawa dari Bunga dan Raffi

"Abang cemburu nih ceritanya?" goda Raffi melihat tingkah putranya itu

"Gak" balas Raja singkat

"Sini biar ayah ambilin abang sarapan mau?" tawar Raffi

"Gak perlu Raja udah besar punya tangan bisa ambil sendiri" ucap Raja sambil melirik kearah Flui

"Terus Flui anak kecil gitu?" sungut Flui

"Bayi gede kalau kamu" balas Raja

"Pah kak Raja ngatain Flui bayi gede tuh" Adu Flui pada Raffi membuat Raffi terkekeh

"Tuh kan aduan lo kek bocah"

"Papah" rengek Flui

"Udah sarapan dulu nanti telat" lerai Raffi

Sedangkan Bunga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya itu.

******

Bel masuk telah berbunyi Flui duduk sendiri dibangkunya kedua temannya Ara dan Ana juga sudah duduk manis didepannya. Jika dulu disamping Flui akan ada Tama yang selalu menjahilinya sekarang sudah tidak ada Tamanya telah pergi. Raut muka Flui berubah sendu mengingat kembali teman masa kecilnya itu. Hingga suara salam bu Dian mengalihkan atensi Flui

"Assalamualaikum pagi anak-anak" salam bu Dian setelah memasuki kelas 12 Ipa 4

"Waalaikumsalam pagi" jawab seluruh murid

"Oke kita mulai pelajaran pagi hari ini silahkan buka hal-" ucapan bu Dian harus terhenti karena bunyi pintu yang diketok dari luar

Tok tok tok

Seluruh penghuni kelas langsung memfokuskan pandangan mereka kearah pintu.

"Iya silahkan masuk" ucap bu Dian mempersilahkan

Pintu terbuka menampakkan pemandangan seorang cowok tengah berdiri dengan seragam dan rambut acak-acakan dengan nafas yang memburu menandakan bahwa ia telah malakukan aktifitas yang berlebihan

"Maaf bu saya terlambat" ucapnya pada Bu Dian

Sedangkan Flui ditempatnya diam membeku. Dia seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Bukan kah orang itu-

Komitmen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang