"TAMA" teriak Flui sambil berlari menghampiri sosok Tama
Sedangkan Tama yang merasa dipanggil menolehkan kepalanya. Betapa terkejutnya dirinya menemukan Flui dengan rambut lepek dan masih menggunakan pakaian khas rumah sakit. Berlari kearahnya dengan napas memburu.
Grep
Flui langsung memeluk Tama tanpa peduli orang-orang disekitarnya
"Jangan pergi hiks.. " kata Flui lirih
"Zein" kata Tama lirih sambil balas memeluk Flui erat
Cukup lama mereka berpelukan hingga Tama melepas pelukan mereka terlebih dahulu
"Kamu kenapa kesini? Kamu masih sakit Flui" kata Tama sambil menatap Flui
"Jangan pergi" bukan menjawab pertanyaan Tama Flui justru meminta Tama jangan pergi
"Hey dengerin aku" kata Tama sambil menangkup kedua pipi Flui
"Aku harus pergi, perusahaan aku dan ayah disana butuh aku Flui" jelas Tama lembut
"Tapi aku gak mau kamu pergi, jangan tinggalin aku lagi" kata Flui sambil kembali memeluk Tama
Bertepatan dengan itu Raja dan Alex datang serta panggilan petugas bandara untuk para penumpang pesawat tujuan LA akan segera berangkat.
"Sorry Flui tapi aku harus pergi" kata Tama melepas pelukan Flui
Tama beralih pada Raja dan Alex
"Jagain Flui demi gue buat dia bahagia Lex. Gue tau lo adalah orang yang baik dan bisa bahagiain dia" kata Tama sambil menatap Alex
"Gak Tam lo sendiri yang harus jagain dan bahagiain dia" kata Alex
"Gue pergi jaga diri kalian" kata Tama tersenyum sambil menarik koper hitam miliknya masuk kebandara
Kedua orang tua Tama yang menyaksikan itu hanya diam. Biarlah itu menjadi urusan mereka berdua mereka tak mau mencampurinya.
"Yah, bun tama berangkat" pamit Tama lagi pada kedua orang tuanya
"Hati-hati" balas Dewa dan Sania berbarengan
Flui lemah ia meluruh ke lantai bandara air matanya kembali turun. Dengan sigap Raja memeluk Flui erat memberi kekuatan pada adiknya
"Kak Putra pergi kak" kata Flui lirih disela tangisnya
"Stt kamu tenang dia pasti balik lagi" kata Raja menenangkan
"Apa dia akan kembali kak?" tanya Flui lagi. Raja diam ia tak tau harus mengucapkan apa ia sendiri tak yakin apakah teman kasa kecilnya itu akan kembali atau tidak
Sania yang melihat keadaan Flui jadi tak tega. Ia berjongkok didepan Flui
"Zein" panggil Sania memang Sania memanggil Flui dan Raja dentan Zein dan Zean panggilan masa kecil mereka
"Bunda" kata Flui sambil menatap Sania
Sania membawa Flui kepelukannya "Kamu jangan sedih" kata Sania lembut sambil mengelus puncak kepala Flui lembut
"Kenapa semuanya ini terjadi bun? Kenapa putra pergi disaat Zein udah menemukannya. Bertahun-tahun Zein cari dia tap-tapi Hiks" Flui tak bisa melanjutkan ucapannya hatinya terlalu sakit untuk mengucapkannya
"Kamu balik kerumah sakit ya kamu masih belum sembuh" bujuk Sania lembut
"Aku gak mau bun" kata Flui
"Kamu harus sembuh apa kamu mau ketika Putra kembali kamu sakit dia juga akan merasakan sakit jika kamu sakit. Jadi balik kerumah sakit ya demi Putra" kata Sania lembut dan diangguki oleh Flui
"Zean bawa adikmu kerumah sakit" kata Sania pada Raja
"Iya bun"
"Ayo dek" kata Raja sambil memapah Flui
"Zean pamit bun, om" pamit Raja
"Iya hati-hati dijalan" balas Sania dan Dewa
******
Flui sudah kembali kerumah sakit. Semua teman-temannya sudah pulang hanya tinggal dirinya dan Raja dikamar rawat inap Flui.
Sepulang dari bandara Flui hanya diam dan melamun. Ia tak mau membuka suara sedikitpun.
"Dek makan dulu yuk" bujuk Raja untuk kesekian kalinya
Flui hanya menggeleng.
"Dek kamu harus makan, harus minum obat jangan kaya anak kecil" kata Raja dengan nada suara yang naik satu oktaf karena melihat tingkah Flui yang tidak mau makan ataupun bicara
"Aku kekanakan ya? Apa karena itu Putra ninggalin aku kak?" kata Flui lirih
"Please dek kamu jangan kayak gini Tama pergi emang karena dia ngurus perusahaan ayahnya" kata Raja menjelaskan
"Tapi ini juga karena Flui kak" kata Flui sambil menatap Raja dengan mata yang berkaca-kaca
Raja membawa Flui kepelukannya "Ini bukan karena kamu dek. Kakak gak bisa lihat kamu kayak gini dek hati kakak sakit. Kakak merasa gak berguna sebagai abang kamu. Mama sama papa juga sedih liat kamu gini terus"
"Maafin aku kak udah bikin kalian semua sedih" kata Flui
"Udah kamu gak perlu minta maaf sekarang kamu makan ya" kata Raja lembut
"iya"
--------------------------------------------------------
Yhuhu up setelah sekian lama aku nelantarin cerita ini akhirnya bisa up lagi.
Maaf ya part ini pendek banget 🙏 soalnya udah lama gak up cerita ini jalan ceritanya udah lupa. Ide-idenya juga masih belum bermunculan
Tetep vote sama komen ya biar aku tambah semangat up oke!
Gimana kalian nangis gak pas baca part ini atau sebelumnya? Aku sedih banget pas nulisnya gak bisa bayangin gimana hancurnya perasaan Flui saat Tama pergi
Pokoknya terus tungguin update nya ya see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (End)
Teen Fiction"Apa lo lihat-lihat" ketus gue "Siapa juga yang lihat lihat lo" jawab cewek tadi tak kalah sinis "Dasar cewek tengil. Buruan minta maaf sama gue" "Idih Ogah banget" "Heh kalian berdua, kenapa masih belum masuk kelas" ucap pak cipto guru paling kille...