Epilog

355 20 0
                                    

Tama menatap Flui dengan senyum yang terpatri di bibirnya.

"Ikut gue" kata Tama sambil menarik tangan Flui lembut

"Eh mau lo bawa kemana adek gue?" tanya Raja

"Ke KUA" balas Tama sambil berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan teman-temannya

Tama menggandeng Flui menuju rooftop sekolah. Sesampainya disana Tama melepas genggaman tangannya lalu berbalik menghadap Flui.

"Gak kangen nih" kata Tama sambil merentangkan tangannya

Tanpa babibu lagi Flui langsung berhambur kepelukan Tama dan dibalas erat oleh Tama.

Selama lima menit meraka berpelukan saling menyalurkan rasa rindu yang selama ini mereka pendam. Hingga Tama terlebih dulu mengurai pelukan mereka. Tama menatap mata Flui yang sudah berkaca-kaca.

"Gak usah nangis cengeng banget sih" kata Tama sambil mengusap sudut mata Flui yang sudah berair

"Biarin" kata Flui lalu kembali memeluk Tama erat

"Kangen banget ya sama gue?" tanya Tama sambil mengelus rambut sebahu Flui

"Iya lah" balas Flui sewot

"Gue emang ngangenin sih haha" kata Tama dengan tawanya

Flui melepas pelukannya sambil melipat tangan depan dada.

"Pede banget jadi cowok" kata Flui

"Emang kenyataan buktinya kamu kangen kan sampe meluknya erat banget tadi" kata Tama dengan sengaja menggoda Flui

Blush

Pipi Flui langsung memunculkan semburat merah mendengar ucapan Tama barusan.

"Ishh apa sih gak tuh" kata Flui sambil menangkup kedua pipinya

"Pipi nya merah haha ciee blushing" kata Tama sambil mencoba menoel pipi Flui namun langsung ditepis oleh Flui.

"Apaan sih" kata Flui sinis

"Hahaha" tawa Tama terdengar melihat tingkah malu-malu calon pacarnya ini

"Ketawa aja terus" sindir Flui kesal karena Tama terus-terusan menertawakannya

"Iya iya maaf duduk yuk" kata Tama sambil duduk dikursi panjang rooftop diikuti oleh Flui

"Gak ada yang mau ditanyain nih?" tanya Tama

"Banyak" jawab Flui

"Yaudah ayo apa?" kata Tama

"Lo bener Putra gue kan?" tanya Flui sambil menatap netra coklat putra dalam

"Iya Zein gue Putra, putra sahabat kecil lo" jawab Tama dengan senyun manisnya

"Putra" lirih Flui dengan mata berkaca-kaca

"Iya Zein ini gue. Udah ah jangan nangis nanti jadi jelek loh" ucap Tama sambil mengelus pipi Flui lembut

"Apa lo selama ini masih inget gue?" tanya Flui kemudian menunduk

"Hei jangan nunduk tatap mata gue" kata Tama kemudian mengangkat wajah Flui agar bisa menatap matanya

"Dari sepuluh tahun yang lalu setelah gue ninggalin lo gue selalu inget lo. Gue selalu cari lo dimanapun gue berada. Gue balik kesini buat cari lo lagi sahabat kecil gue" kata Tama menatap mata Flui lekat. Flui bisa melihat ketulusan dan kesungguhan yang terpancar dari mata Tama.

"Sampai akhirnya gue gak sengaja ketemu lo dikoridor waktu itu dan gak sengaja bisa duduk sebangku sama lo. Dari awal gue liat mata lo gue ngerasa familiar tapi gue belum sadar. Lama-kelamaan gue deket sama lo sifat lo mirip banget sama sahabat kecil gue. Gue udah mulai cari tau tentang lo. Setelah tau kebenarannya bahwa lo emang Zein gue, gue bingung" kata Tama lesu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komitmen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang