Entah sudah berapa kali Flui mencoba untuk bicara dengan Tama namun Tama selalu menghindar bahkan Tama kini tidak duduk sebangku lagi dengan Flui. Ia memilih duduk dibangku pojok sendirian.
"Tam" panggil Flui yang sedah duduk disamping Tama
"TAMA" panggil Flui geram karena sedari tadi panggilannya tidak digubris sama sekali oleh Tama
"Berisik" kata Tama dingin lalu pergi meninggalkan kelas.
Pipi Flui memanas matanya berkaca-kaca entah kenapa dirinya bisa selemah ini hanya karena Tama. Seolah separuh jiwanya telah hilang dengan menhilangnya Tama dari hidupnya. Ia rindu dijaili Tama ia rindu di dengan candaan receh Tama. Yang ia mau Tama yang dulu bukan seperti ini Tama yang dingin.
'Maaf' batin Tama
*****
Setelah keluar dari kelas ia langsung pergi kerooftop sekolah untuk menenangkan pikiranya yang tengah kacau. Ia tak tau harus berbuat apa?
Ia menghempaskan tubuhnya pada kursi panjang rooftop mulai memejamkan matanya dengan tangan diatas kedua matanya. Bayangan kejadian tadi malam berputar kembali di otak Tama
Flasback on
Setelah mengantar Flui pulang Tama langsung menuju rumah Alex untuk ngejelasin apa yang sebenarnya terjadi. Tama tidak mau bertengkar hanya karena masalah perempuan. Namun gak bisa dipungkiri kalau dirinya mulai nyaman berdekatan dengan Flui.
Tok... Tok..
Ceklek
Pintu rumah Alex terbuka menampakkan wanita separuh baya dengan daster navynya.
"Eh Tama yuk masuk Alexnya ada didalem" kata Anne-mama Alex
"Iya tan"
"Ya udah kamu langsung ke kamarnya aja" suruh Anne
"Kalau gitu Tama ke atas dulu ya tante" kata Tama. Setelah itu ia menuju lantai dua letak kamar Alex berada.
Tama membuka pintu kamar Alex dan nampak Alex duduk dibalkon kamarnya sambil bermain gitar.
"Lex" panggil Tama
"Ngapain lo kesini?" tanya Alex tanpa menoleh
"Gue mau jelasin yang tadi Lex, sumpah gue gak ada hubungan apa-apa sama Fluida"
"Bulshitt"
"Lex gu-" ucapan Tama terpotong karena suara panggilan dari ponselnya.
"Halo. Ada apa?" kata Tama pada orang disebrang sana
"....."
"Baik kirim datanya sekarang juga. terimakasih" kata Tama
Tut. Sambungan telfon terputus. Tama melihat sesuatu dalam ponselnya. Selanjutnya kembali menatap Alex
"Gue cuma mau pesen sama lo jagain Flui baik-baik. Gue relaian dia demi lo" kata Tama kemudian ia beranjak pergi namun langkahnya terhenti karena suara Alex
"Apa maksud lo?" tanya Alex
"Gue akan coba iklasin dia buat lo. Gue udah seneng ketemu dia lagi setelah bertahun tahun" jelas Tama dengan tatapan sendunya
"Apa Flui itu Zein?" tanya Alex memastikan pikirannya benar atau tidak
"Hmm"
"Kenapa lo lakuin ini?" tanya Alex lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (End)
Teen Fiction"Apa lo lihat-lihat" ketus gue "Siapa juga yang lihat lihat lo" jawab cewek tadi tak kalah sinis "Dasar cewek tengil. Buruan minta maaf sama gue" "Idih Ogah banget" "Heh kalian berdua, kenapa masih belum masuk kelas" ucap pak cipto guru paling kille...