Author pov
Ceklek
Pintu rumah keluarga Wijaya terbuka. Nampak Raja berjalan dengan raut wajah lesu
"Gimana adek kamu Raj?" tanya Bunga khawatir
"Aku sama temen-temen udah nemuin lokasinya ma" jawab Raja. Sontak membuat semua orang yang ada diruang tamu menghela napas lega
"Terus dimana adek kamu sekarang?" tanya Bunga lagi
"Dia masih disana ma. Kata Tama besok kita baru kesana" jelas Raja
"Kamu gimana sih Raj udah tau adiknya dalam bahaya tapi kamu masih tetap disini. Dimana otak kamu?" bentak Bunga pada Raja
"Udah ma tenang dulu. Dengerin penjelasan Raja dulu" kata Raffi sambil mengusap punggung Bunga pelan berusahan menenangkan
"Tama sama yang lain udah punya rencana pah. Besok jam 7 kita kumpul disini jadi mama gak usah khawatir Flui gak bakal diapa-apain sampai besok pagi. Orang suruhan Tama juga sudah ada yang berjaga disekitar sana" jelas Raja lagi
"Baiklah nanti papa akan bantu kalian. Sebaiknya kamu sekarang istirhat dan kalian nginep aja disini udah malam nanti om yang izinin kalian" kata Raffi pada Ara dan Ana
"Baik om"
Setelah itu mereka pergi kekamar mereka masing-masing. Sedangakan Ara dan Ana mereka pergi kekamar tamu
*****
Tama pulang kerumah menunjukkan pukul 23.30 tapi kedua orang tuanya masih berada diruang tamu menunggu kedatangan Tama
"Gimana nak?" tanya Sania dengam raut wajah cemas
"Flui sudah ditemukan bun. Besok aku sama yang lain bakal nyelametin Flui" jelas Tama pada bundanya
"Apakah kau butuh bantuan?" tanya Dewa
"Tak perlu ayah Tama bisa mengatasi ini" balas Tama sopan
"Baiklah sekarang kita istirahat"
Setelah itu Tama berjalan menuju lantai dua kamarnya. Ia langung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya menguyur badannya dengan air hangat berharap bebannya sedikit terangkat
Setelah selesai membersihkan diri Tama langsung menghempaskan tubuhnya di jasur king size miliknya
"Kamu tenang Zein tunggu aku" gumam Tama
Kemudian ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang
"Play the game" gumam Tama menyeringai
*****
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Semua orang kini telah berkumpul dikediaman Wijaya.
"Sesuai rencana kita kemarin gue bakal masuk lewat pintu utama. Devid sama joni pintu samping dan lo Raj sama alex pintu belakang. Ngerti?" ucap Tama
Semua mengangguk mengerti
"Kita ikut ya" mohon Ana
"Gak" balas Raja tegas
"Gak mau gau pokoknya gue sama Ana harus ikut titik." balas Ara tak mau kalah
"Mending kalian dirumah aja takut kalian kenapa-kenapa disana bahaya" jelas Devid
"Gak mau tau pokoknya kita berdua ikut" kekeh Ara
"Yaudah oke. Tapi kalian harus tetep ada di mobil gimana?" tanya Tama
"Oke" balas mereka berdua kompak
"Berangkat sekarang!" perintah Tama tegas.
Setelah itu mereka semua berjalan keluar menuju mobil mereka. Jangan tanyakan dimana kedua orang tua Flui. Mama Flui sedang berada didalam kamar karena sakit terlalu memikirkan Flui. Sedangkan Raffi ia tengah mengurus sesuatu dikantor polisi dan menyiapkan semuanya yang telah disusun dengan baik oleh Tama. Bahkan Raffi sempat kagum melihat kecerdikan Tama namun ia tak heran memang Dewa dan Sania adalah seseorang yang Cerdas tak ayal kecerdasan keduanya menurun pada sang putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (End)
Teen Fiction"Apa lo lihat-lihat" ketus gue "Siapa juga yang lihat lihat lo" jawab cewek tadi tak kalah sinis "Dasar cewek tengil. Buruan minta maaf sama gue" "Idih Ogah banget" "Heh kalian berdua, kenapa masih belum masuk kelas" ucap pak cipto guru paling kille...