01 ¦ Nangis

25.4K 1.6K 275
                                    

Hai 🙌

"Lama banget sih. " Kesal seorang pria berusia 30 tahunan. Ia sedang berada dalam mobilnya sambil memandang sebuah taman kanak-kanak. Nama taman kanak-kanak tersebut adalah Tadinya Mesra.

Orang itu adalah Bang Chan atau Christopher Bang. Untuk Chris, panggilan bagi para kolega bisnisnya. Kalau Chan, hanya untuk orang yang sudah dekat dengannya.

Ada alasan mengapa Chan berada didepan taman kanak-kanak. Menjemput sang putra. Cukup jarang kejadian ini terjadi. Karena sosok Chan dinilai sebagai sosok ayah yang tidak ingin memanjakan anak. Di samping karena alasan ia sibuk mengurus perusahaannya, Chan juga ingin anaknya mandiri. Bahkan seringkali, buah hatinya dijemput oleh supir kepercayaannya.

Hanya untuk alasan tertentu mengapa ia menjemput anaknya seperti saat ini. Kemarin malam. Hyunjin, sang putra merajuk padanya saat ia sedang memiliki banyak pekerjaan yang menumpuk. Daripada Chan harus semakin kerepotan lagi, pada akhirnya ia menuruti kemauan sang anak. Menjemputnya sepulang sekolah.

"Kemana sih itu anak? " Ocehnya tak sabaran yang buat ia memutuskan untuk keluar dari mobil dan berdiri tepat di depan gerbang taman kanak-kanak.

"Eh, eh siapa dah itu? "

"Gak tau, Min. Ganteng banget!!! "

Padahal Chan hanya berjalan seperti biasa, namun kenapa semua orang malah terfokus padanya. Hal ini mungkin dapat diyakini karena aura dominan sekaligus kharisma yang terpancar.

"Kira-kira orangtua siapa ya, jeng? "

"Gak tau nih, jeng. Aduh, jodoh terasa dekat. Lu gak mau, Win? "

"Goblok, njing. Lu kan udah punya si Jaheyon. "

"Jaehyun, anjing! Oh iya ya. Lagipula Mas Jaehyun mas tidak kalah tampan. "

"Gak mau ah, Yuta pun tak kalah. Udah nikah punya anak lagi lu bodoh, masih aja gak bisa nahan kalo orang cakep dikit lewat. Bingung gua sama Lu. "

"Ya, maap. "

Kringggg

Akhirnya, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Chan menghembuskan napasnya lega. Karena sedaritadi, sekretarisnya sudah menelepon untuk segera kembali ke perusahaan. Jujur, ia tak tahu jam berapa pastinya Hyunjin pulang. Biasanya ia diantar jemput oleh supir.

Satu per satu anak keluar dan segera pulang. Tapi anaknya belum keluar. Kemana?

"Hyunjin. " Panggil Chan saat ia melihat anaknya yang sedang bersama seorang anak perempuan dan jalan bersebelahan. Tunggu.

"Yeji, ini Daddy aku. " Ucap Hyunjin polos ke teman yang ia panggil Yeji saat ia sudah membawa sekaligus temannya ke hadapan Chan. Tapi yang namanya Chan, hanya bisa menatap tak peduli.

"Hyunjin, ayo pulang. Daddy masih banyak kerjaan. " Ujar Chan yang langsung dijawab oleh Hyunjin dengan tatapan anak anjing nyasarnya.

"Dad, kita gak bisa tungguin Yeji dulu? " Tanyanya.

"Hyunjin, pulang duluan aja. Papa bakal jemput aku, kok. "

"Cuma Papa kamu belum ada. Kamu aku temenin. "

"Udahlah, Hyunjin. Ayo pulang. Kata Yeji juga kamu pulang duluan juga gak apa. Ya kan, Yeji? " Ucap Chan memakai penekanan yang buat Yeji akan mengeluarkan air mata.

"HUAAAAA. "

---

"Permisi, saya mau memesan. "

"Ah, iya. Saya segera kesana. " Ucap pelayan yang sedang sibuk megantarkan pesanan ke meja lain juga.

"Ya, ada yang bisa saya bantu? "

Siang ini, keadaan di Cafe sangat ramai. Mengingat ini adalah saat makan siang. Harusnya sekarang adalah jadwalnya menjemput sang putri. Tapi, sepertinya ia harus menunggu agak lama dahulu sampai keadaan Cafe agak sepi. Biasanya tidak seramai ini. Entahlah.

"Ini pesanan untuk meja nomor 3. Ten, bisakah kau menggantikanku sebentar? Aku harus menjemput Yeji. Aku sudah terlambat. " Ucap Seungmin memohon. Namun, sebenarnya tak perlu memohon pasti akan dituruti.

"Baiklah. "

Seungmin segera berlari kearah ruangan pegawai. Membuka lokernya, mengganti baju seragamnya dengan hoodie biru langit miliknya, mengambil tas, dan segera pergi dengan berjalan kaki ke Tadinya Mesra.

Jarak dari tempatnya bekerja ke Tadinya Mesra atau tempat Yeji bersekolah, tak terlalu jauh. Bisa ditempuh dengan 15 menit berjalan kaki. Hanya saja yang buat waktu semakin terkuras ialah, orang-orang yang sedang mencari makan siang. Bergerombol membuat langkah Seungmin tertunda. Entah apa gunanya seperti itu.

Ia harus cepat karena kalau tidak Yeji akan marah padanya. Ah, tidak sih. Seungmin terlalu hiperbola. Yeji adalah anak yang perhatian padanya. Ia mengerti pekerjaan Seungmin yang sibuk sekali bahkan tak pernah marah jika Seungmin telat menjemputnya.

Untuk usia Yeji yang baru masuk taman kanak-kanak, pemikirannya sudah terlalu dewasa. Ia dipaksa harus berpikir dewasa di dunia yang keras ini. Seharusnya, ia bisa bermain-main dengan teman-temannya. Namun, ia lebih memilih menemani atau bahkan membantu Seungmin bekerja di Cafe. Cukup membantu.

Syukur juga, para karyawan di Cafe tidak ada yang menolak kehadiran Yeji disana. Bahkan terkadang menjaganya saat Seungmin sibuk atau mungkin membantunya mengerjakan pekerjaan rumah yang ia miliki.

Taman kanak-kanak sudah didepan mata. Ia sebentar lagi sampai. Namun, ia seketika menjadi panik saat mendengar tangisan Yeji yang kencang dari sana.

"HUAAAAA. "

Seungmin yang awalnya hanya berjalan cepat, menjadi sontak berlari.

"Yeji?!? " Ucap Seungmin panik lalu segera memeluknya erat dan menenagkannya.

"Udah, jangan nangis lagi. Kenapa? " Tanyanya lemah lembut tanpa menghiraukan kehadiran Chan dan Hyunjin didekatnya.

"Hyunjin, ini Yeji kenapa? " Tanya Seungmin saat Yeji sudah tenang dan berdiri disebelah Chan.

"Permisi, saya harus pulang duluan. " Ujar Chan menyela ucapan Seungmin dan segera menarik Hyunjin untuk pulang.

Seungmin hanya melongo tak percaya dengan yang Chan lakukan. Tentu, ia tak kenal siapa orang itu. Namun, analisisnya menganggap bahwa orang itu adalah ayah dari Hyunjin, teman dekat putrinya. Betapa tak sopannya orang itu.

"DASAR KURANG AJAR! " Teriak Seungmin. Biarkan ia dilihat semua orang.

"Udah, ayo kita pulang sekarang. Jangan nangis lagi, ya. "

To be continue

Babysitter ° ChanMin °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang