Hai 🙌
Kim Seungmin atau yang lebih sering dipanggil Seungmin. Lebih mudahnya orang tua dari Yeji. Udah.
Ia bekerja sebagai salah satu pelayan di sebuah Cafe. Seungmin diterima di Cafe tersebut saja sudah lebih dari cukup. Karena memang dia sadar bahwa ia hanya lulusan SMA. Ya, ia tidak melanjutkan kuliah.
Namun, setidaknya ia masih bisa membayar sewa, makan sehari-hari untuknya dan Yeji, uang sekolah Yeji. Walaupun tidak setiap bulannya cukup, tapi selalu Seungmin dahulukan untuk Yeji. Untungnya, Yeji bukan tipe anak penuntut dan sangat penurut. Itu sangat Seungmin syukuri.
Seperti sekarang, Yeji tak pernah marah ataupun merajuk pada Seungmin saat ia membawanya ke Cafe. Karena kondisinya Seungmin harus bekerja dari pagi hari, sedangkan Yeji masuk sekolah pukul 9 pagi. Jadi, ia bisa menghemat ongkos. Tak perlu bolak-balik hanya untuk mengantar Yeji.
"Yejiii. " Pekik gemas sudah mulai . bahkan saat Yeji baru melangkah melalui pintu masuk.
Bisa dikatakan bahwa Yeji adalah kesayangan para pelayan disini. Karena sikapnya yang ramah, dan baik hati. Seungmin agak bangga dengan itu. Berarti ia merawat Yeji dengan baik dan benar.
"Pagi, Kakak-kakak. " Sapanya dengan seragam sekolahnya disamping Seungmin seraya melambaikan kedua tangannya dan tersenyum.
"Yeji hari ini mau sarapan apa?? " Tanya Jungwoo tak kalah gemas. Sepertinya sekumpulan orang gemas berkumpul disini.
"Apa ajaaa. " Ucapnya.
"Yeji sama Jungwoo oppa dulu ya. Eomma ke belakang dulu. " Ucap Seungmin lalu meninggalkan Yeji dengan Jungwoo didekat pintu masuk. Masih merundingkan apa yang akan Yeji makan. Padahal Yeji sudah berkata apa saja.
Seungmin lebih baik segera bekerja. Ia percaya pada semua pelayan disini. Lagipula yang bekerja disini hanya sekitar 5 orang saja. Tak banyak.
Biasanya jika Cafe belum ramai, Yeji akan sarapan, mengerjakan pekerjaan rumahnya atau apapun itu di meja pelanggan. Dekat kasir. Tapi jika sudah memasuki makan siang, Yeji akan diungsikan ke ruangan pegawai.
Seungmin tetap tahu diri. Ia bekerja dengan orang lain. Jadi, ia harus bersikap seharusnya. Walaupun atasannya selalu berkata tak apa, tetap saja Seungmin tak akan melakukan itu. Ia merasa tak enak. Bahkan saat itu, sang atasan menawarkan untuk menambah gaji dari Seungmin karena ia harus menanggung Yeji. Seungmin tolak.
Ia tak mau memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Lagipula, ia bekerja seperti pelayan yang lainnya juga. Hanya karena ia menaggung Yeji, bukan berarti itu membedakan mereka. Semua orang juga butuh uang untuk hidup.
Setelah selesai, Seungmin segera ke meja kasir. Sebenarnya, ia bisa mengisi posisi apa saja. Mulai dari kasir, sampai menjadi tukang masak. Jika posisi ada yang kosong saja. Tapi kebanyakkan, ia mengisi di meja kasir atau melayani pelanggan.
Jungwoo bisa dikatakan sebagai orang yang terdekat dengan Yeji disini. Selain Seungmin. Jungwoo yang dapat menyeimbangi Yeji, membuatnya nyaman.
"Sekarang, Yeji makan. Oppa udah buatin Yeji. Gak tau enak apa enggak. Kalau enggak enak, nanti Oppa buatin lagi. " Ucap Jungwoo membawakan sebuah piring dan gelas untuk Yeji. Anak kecil itu hanya merespon dengan senyum, tepuk tangan, dan kakinya yang bergoyang karena senang.
"Terimakasih, Oppa. "
---
"Tuan muda, sudah pagi. Saatnya bangun. " Ucap seorang lelaki dengan pakaian formalnya sambil membuka tirai yang menghalangi sinar matahari masuk.
"Bos sudah bangun dan akan menuju ke meja makan untuk sarapan bersama sebentar lagi. " Tambahnya.
"Mari, Tuan muda saya bantu. " Wanita disebelahnya ikut berbicara kali ini.
Kedua orang tersebut adalah orang kepercayaan ayahnya untuk mengurus Hyunjin. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan hal-hal berbau formal dan kaku seperti ini. Tidak ada yang bisa diajak bercanda sama sekali dan tidak seru. Semuanya sangat serius seperti sebuah bom akan meledak didepan mereka.
Mereka semua sangat sempurna. Lulusan terbaik atau mungkin lulusan sarjana. Namun, mereka tak merasakan nikmatnya hidup. Mungkin mereka tak memiliki humor.
Hyunjin mulai mandi dibantu oleh Jihyo untuk bagian menyiapkan pakaiannya untuk ke sekolah. Sudah pukul 8 memang. Ayahnya adalah tipe yang tepat waktu dan tak pernah terlambat. Jika terlambat sedetik saja, maka ia akan memarahi semua orang. Termasuk Hyunjin. Entah apa salahnya.
"Mari, Tuan muda saya antar ke bawah. " Ucap lelaki bernama Johnny. Ia dipercaya untuk mengantar jemput Hyunjin kemanapun dan kapanpun Hyunjin inginkan.
Padahal hanya ke ruang makan saja. Namun, harus diantar juga.
"Morning, Dad. " Sapa Hyunjin datar. Seperti biasa. Ia bukan anak yang ekspresif jika dirumah.
"Hm. " Hanya dibalas deheman oleh sang ayah.
"Dad, aku nanti pulang sekolah mau main sama Yeji sama Aunty juga. Boleh, gak? " Tanya Hyunjin. Ia sedikit ragu mengucapkan hal ini. Apalagi rumahnya yang ia tempati saat ini, memiliki sistem keamanan yang tinggi. Jika nanti Hyunjin tidak ijin, pasti Aunty akan dikira orang jahat oleh satu orang dirumah.
"Aunty? " Chan mengerutkan keningnya. Bingung. Siapa woe?
"Iya, Mommy Yeji. "
Ucapan Hyunjin sontak membuat Chan tersedak makanannya sendiri. Langsung dengan sigap, Mina menuangkan segelas air putih untuk Chan.
Tentu saja, Chan ingat. Orang yang meneriakkinya dua hari yang lalu. Berani sekali dirinya. Belum tahu siapa yang ia teriakki. Ada alasan mengapa ia ingat. Tak pernah ada orang yang meneriakkinya selain orang tuanya. Hanya dia.
"Memang mau main dimana? " Tanya Chan. Karena dilihat dari penampilannya, Ibu Yeji itu bukan orang berada seperti dirinya. Sombwong ya, anda. Kesal saia.
"Disini. "
"Uhuk uhuk. "
"Dad ! " Hyunjin panik.
"Ehem, tidak. "
Memang semenarik apa sih orang itu, sampai Hyunjin seperti itu?
To be continue
![](https://img.wattpad.com/cover/211898216-288-k953910.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter ° ChanMin °
FanficChanMin area 1 in #스트레이키즈 (2020/05/01) (2020/06/29) Start : 2020/04/28