24 ¦ Mengajak

5K 682 37
                                    


Happy Reading
Stay safe and Healthy

Chan lagi mikir keras. Keras banged. Kalo aja si Jaehyun kagak ngundang Chan ke wedding anniversary dia. Sekarang, Chan jadinya harus mikir keras bagaimana caranya supaya Seungmin mau temenin dia ke pesta itu.

Bukan sekali dua kali memang Jaehyun ngundang dia kayak begini. Tiap tahun. Iya, tiap tahun. Pake acara segala ngeledekkin Chan lagi kalo gak punya pasangan. Disini konteksnya, pasangan yang bener-bener Chan mau ajakkin serius.

Jaehyun sama Chan seumuran. Cuma yang nikah duluan ya si Jaehyun. Fyi, mereka berdua itu pas SMA temenan deket. Nempel. Cuma gak suka satu sama lain. Ya, walaupun mereka sama-sama bi. Mereka berdua sepakat kalau Chan ataupun Jaehyun itu bukan tipe mereka sama sekali. Lagipula, mereka berdua kan top. Nanti siapa yang mau jadi bott?

Serem sendiri sampe bergidik ngeri si Chan mikirinnya.

"Kenapa lu? " Tanya Seungmin pas liat Chan bergidik gak jelas gitu.

"Kagak. " Dusta Chan.

"Mikir yang iya-iya lu, ya? " Terka Seungmin yang kurang lebih menjurus sih.

"Pikiran kamu tuh yang isinya iya-iya semua. " Balas Chan.

"Dih apa-apaan coba? Yang ada juga kamu tuh. " Ucap Seungmin tak terima disalahkan begitu.

"... " Chan diem, gak bergeming.

"Kenapa? Mau beargumen? " Tanya Seungmin. Nantangin.

"Gak. Emang bener kok, apalagi kalau liat kamu pikiran aku udah gak bisa terkendali lagi. "

Seungmin jadi serem sendiri sekarang jadinya. Mana sekarang si Chan lagi liatin dia sambil senyam-senyum sendiri. Wah, udah sejauh apa coba otaknya.

"Heh. Stop disitu. " Ujar Seungmin ke Chan. Sampe bingung sendiri si Chan.

"Stop ngapain? Aku kan gak ngapa-ngapain. Aku cuma ngedip, gak gerak sama sekali. " Yang ini, emang fakta. Chan bahkan gak gerak sama sekali. Tapi disuruh stop.

"Bukan kamunya, otak kamu Chrissssss. Tau lah, Chris. Sana, sana. " Usir Seungmin.

"Kan hari ini weekend, aku pengen santai hari ini. " Ngeles cem bajaj.

Abisnya, udah tahu si Seungmin lagi ingin menikmati me time diganggu aja lagi sama si Chan. Harusnya sih Chan itu kerja, cuma katanya dia males pengen sama Seungmin aja hari ini. Gitu. Apalagi mumpung anak-anak masih tidur. Iya, hari ini hari Sabtu. Biasanya, hari Sabtu aja Chan kerja.

Pengen rasanya Seungmin tabok. Alasannya gak ada yang lain. Itu aja dari hari ke hari. Bilang aja gitu, males kerja. Gitu.

"Eum, Min. " Panggil Chan.

"Hm? " Jutek amat itu si Seungmin.

"Mau temenin aku gak ke anniv temen aku? " Sebenernya pas Chan ngomong ini tuh, dia ragu.

"Lah? Tumben mau dateng ke acara kayak gitu? "

"Kan temen aku sendiri. "

"Lah? Emang biasanya kolega kamu itu bukan temen? " Tanya Seungmin bingung. Soalnya, banyak juga Seungmin liat undangan nikahan, anniv, ulang tahun, lain lain deh yang ada di meja Ryujin. Cuma, ditolak sama Chan. Dia gak mau.

"Jaehyun namanya. Dia temen SMA aku. " Tutur Chan.

"Kamu serius? Bentar, Jaehyun? Kok nggak asing? "

"Anaknya temen Hyunjin sama Yeji juga. " Jelas Chan.

"Jung Taeyong? " Tanya Seungmin.

"Iya, itu nama istrinya. Anaknya namanya Jeno. " Ucap Chan.

"Serius? Taeyong juga ngundang aku buat dateng ke wedding anniv dia. " Dunia sempit rupanya gengs.

"Yaudah kalau gitu, nanti kita pergi bareng sekalian bawa Hyunjin sama Yeji juga. "

Deal, mereka bakal pergi. Besok.

---

Berhubung Chan lagi males kerja hari ini yang disiasati dengan ingin bersama Seungmin saja, jadilah kerjaannya nyamperin ke rumah semua. Gak semua sih emang, beberapa.

Saking rajinnya orang ini alias Chan, Ryujin, sekretarisnya sampai bela-belain nyamper ke rumah. Membawakan beberapa dokumen urgent.

Kenapa Ryujin bisa sampe serajin itu? Karena dokumennya sifatnya emang udah harus segera ditandatanganin sama Chan. Biasanya, perusahaan kalo hari Sabtu mah gak buka. Tapi, tetap ada beberapa karyawan yang bertugas.

Kalau bahas kenapa Chan mau kerja hari Sabtu itu beda lagi urusannya. Yang pasti, jawabannya cuma satu. Dia gak ada kerjaan dirumah. Daripada dirumah dia ngerjainnya, mendingan dia sekalian aja ke Kantor. Hitung-hitung sekalian ngecek-ngecek gitu. Kali aja ada yang mengundang minta disemprot.

"Chan, kebangetan banget lu emang sumpah. " Oceh Ryujin sembari menunggu Chan yang sedang membaca kata demi kata yang tertulis di dokumen yang ada ditangannya.

Mereka lagi diruang tamu. Awalnya, Seumgmin bingung. Ryujin dateng kesini dengan membawa pekerjaan. Harusnya formal dong. Tapi, ini si Ryujin pakaiannya biasa aja. Kayak emang gak ada hal penting sama sekali. Cuma bertamu aja gitu kelihatannya.

"Ya, gua ini yang punya. " Balas Chan, gak terima disalahin.

"Kalo mau bolos itu, bilang-bilang dong Bapak Chan terhormat dari kemaren-kemaren. " Tutur Ryujin yang sudah menyandarkan punggungnya ke sofa. Lelah menghadapi atasan yang kayak gini.

"Lah? Itu mah tugas lu kali. Mengatur jadwal gua. "

"Ngajak ribut lu. Siapa coba yang kalo hari biasa dokumen di undur-undur? Alasannya ada aja lagi. "

"Nanti lu mau boss kesayangan lu ini sakit gitu gegara kecapean? " Pede betol ini orang.

Ryujin bi laik:

"Ryujin, ini minum dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ryujin, ini minum dulu. " Ucap Seungmin menyela adegan ribut mereka.

"Makasih, Min. " Ryujin udah balik baik lagi. Pake senyum lagi. Kalo tadi sama Chan mah jutek, judes, pokoknya semua.

"Alter ego lu? " Sindir Chan yang kagak demen abisnya perlakuannya beda banget.

"Diem gak lu! Selesain aja tuh. "

Gak lama setelah Ryujin pulang, datanglah si Lucas. Ngomong-ngomong tentang Lucas, Seungmin udah cukup lama juga gak liat dia.

"Ada apa, Cas? " Tanya Chan pas liat Lucas dateng dengan santai terus langsung duduk aja. Gak ada ngomong a, ngomong b.

"Gimana? " Tanya Chan.

"Aman. Sejauh ini, gua masih berusaha dapetin bukti sebanyak-banyaknya buat lu. Dia sudah mulai beraksi. " Ucap Lucas namun pelan dan terkesan lebih serius.

"Kita lanjutin ini, kapan-kapan aja abis kalo gua udah ketemu bukti selanjutnya dan yang pastinya dalam waktu dekat ini. "

To be Continue.

Babysitter ° ChanMin °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang