19 ¦ Iseng

5.8K 778 139
                                    

Chan memang belum cerita seluruhnya ke Seungmin. Hanya tentang masa kecilnya dahulu. Belum sampai bagaimana ia bisa kenal Chaeryeong. Mau bagaimana lagi, mau setinggi apapun rasa penasarannya, ia tak bisa memaksa Chan untuk membuka seluruhnya.

Seungmin terbangun dari tidur lelapnya. Ia baru ingat bahwa kemarin adalah kedua kalinya Seungmin tidur bersama Chan. Hanya tidur, okay. Gak ada yang selebihnya.

Chan hanya meminta Seungmin untuk tidur bersamanya. Satu kasur. Mau tak mau. Sejujurnya, kemarin mereka sudah berdebat tentang perihal 'tidak ingin tidur satu kasur bersama'.

Seungmin sebenarnya ingin langsung kembali ke kamarnya saja. Namun mengingat Chan masih sensitif dan Seungmin juga yakin Chan membutuhkan teman, jadi ia mengalah. Toh, Chan dapat dipercaya kok. Itupun karena Chan yang berusaha meyakinkan Seungmin.

Terbukti, Chan tak melakukan apa-apa. Piyama kebanggannya masih terpakai ditubuhnya. Baguslah. Seungmin juga tidak menetapkan batas seperti yang ada di sinetron-sinetron itu. Biasa saja. Tidak ada masalah bagi Seungmin tentang Sharing one blanket. Hanya saja, ia harus memperhatikan geraknya agar tidak terlalu berlebihan. Intinya, jangan sampai kulitnya bersinggungan dengan kulit Chan.

Biasanya, Seungmin akan segera bangun dari kasur dan menyiapkan keperluan dua anak curut dan orang disampingnya ini. Namun kali ini, rasanya berbeda. Rasanya gravitasi di kasur sangat tinggi. Apa ini karena kasurnya berbeda atau karena orang disampingnya?

Setujukan saja apa pendapat Seungmin tentang harga kasur yang berbeda. Pasti rasanya juga beda. Okay.

Dibandingkan menelusuri seluruh penjuru ruangan, netranya lebih memilih untuk menelusuri wajah orang yang masih tertidur lelap didepannya ini.

Jika Seungmin perhatikan, Chan itu bukan hanya postur dan auranya saja yang memikat. Tapi, semua dalam dirinya. Lihatlah wajahnya itu, bagaikan patung yang dipahat. Sempurna dan proporsional. Tanpa sadar, Seungmin menyunggingkan sebuah senyuman.

"Aku tau, aku tampan. Gak usah sampai senyum begitu. " Ucap Chan mengejutkan Seungmin.

"E-enggak, siapa juga emangnya. " Tepis Seungmin malu dia gaes.

"Kalo enggak, ngapain harus gugup? " Balas Chan. Sengaja dia pengen mancing Seungmin.

"Ih, kalo di bilang enggak itu enggak. " Ujar Seungmin pakai nada tinggi. Gak santuy ah.

"Yaudah, yaudah enggak. Tapi, morning kiss dulu. "

Seungmin yang denger begitu pengen kabur aja. Bahkan dia udah ancang-ancang berdiri. Namun sayangnya, Chan jauh lebih gercep (re: gerak cepat) dengan menarik tangan Seungmin. Jatuhlah si Seungmin diatas badan Chan.

Tatapan mereka saling mengunci satu sama lain. Menatap lamat dan dalam. Wajah Seungmin yang bersemu merah juga menambah kesan imut di mata Chan. Memang dasarnya Chan, dia mana mau sia-siain kesempatan ini.

Chan langsung menempelkan bibirnya ke bibir Seungmin selama beberapa detik. Tanpa lumatan sama sekali. Soalnya nanti kalo pake lumat-melumat nanti malah kagak kelar-kelar lagi. Kan berabe.

Seungmin yang digituin malah makin bengong terus buletin matanya kaget. Gak nyangka si Chan bakal begitu ah. Soalnya biasanya, Seungmin selalu berhasil kabur dari Chan kalo dia mau begini. Tapi kayaknya bukan berhasil, Chan sengaja lepasin dia. Kalo kali ini, gak sama sekali.

"Makasih. " Ucap Chan sembari tersenyum dan menambahkan kecupan sekilas pada bibir Seungmin.

"By the way, bibir kamu manis. "

Seungmin masih bengong. Gak tahu mau ngapain. Bingung sendiri. Apalagi tadi pas dikasih bonus lagi sama Chan. Ngomong-ngomong, itu first kiss Seungmin.

Babysitter ° ChanMin °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang