16 ¦ Alter Ego

6.1K 848 97
                                    


Happy Reading
Stay Safe and Healthy
Semangat menjalankan ibadah puasanyaa
❤❤❤❤

Jika kita bicara tentang pertemuannya dengan Chaeryeong untuk kesekian kalinya, yang kemarin itu pertemuan terburuk. Ya, setidaknya dibandingkan sebelumnya.

Sebelumnya, mereka tidak banyak bicara satu sama lain. Karena Charyeong hanya lebih fokus pada Hyunjin. Sedangkan Seungmin dan Yeji hanya menjadi ayam bengong. Hanya menonton.

Jika membahas Chaeryeong, Seungmin jadi teringat saat ketika Seungmin mencoba untuk berkenalan pada Chaeryeong. Saat itu sudah menjadi pertemuan ketiga sepertinya.

Entah apa yang merasuki Seungmin saat itu sampai ia mau berkenalan dengan Chaeryeong. Hanya sebuah perasaannya saja jika mereka akan bertemu untuk waktu yang lama. Jadi, apa salahnya jika berkenalan?

"Kenalkan aku Seungmin. Siapa namamu? " Tanya Seungmin ramah.

"Ah. Untuk sekarang, aku tak merasa kalau kau butuh tahu siapa aku. Cepat atau lambat, Chris akan memperkenalkan kita berdua. Pasti. "

Benar saja itu terjadi. Apa dia seorang peramal atau sejenisnya?

Saat ini, Seungmin tengah terbaring lemah diranjang Rumah Sakit. Ya, Seungmin akhirnya jatuh sakit. Akibat dari keras kepalanya yang tak mau makan sampai Hyunjin ketemu kemarin. Alhasil, Seungmin pingsan pada Malamnya.

Bagus sekali.

Ia telah membuat panik seisi rumah. Apalagi Hyunjin dengan panik tingkat dewanya. Menurut cerita Yeji, Hyunjin sampai sudah berpikir yang tidak-tidak dan menangis kejar. Yeji hanya merotasikan bola matanya. Ia tahu jelas bagaimana Hyunjin saat panik.

Hyunjin berteriak keras memanggil Chris saat melihat Seungmin sudah tergeletak tak sadarkan diri di kamar miliknya. Keadaan itu sangat berdekatan alias tak lama setelah Chaeryeong kembali ke rumahnya.

Sudah diusir oleh Chris. Kata Yeji. Karena sudah malam juga. Ditambah dengan omelan Chris karena sudah membawa Hyunjin tanpa ijinnya dan Seungmin.

Bahkan karena jatuh pingsannya Seungmin, Hyunjin sampai menyalahkan dirinya sendiri karena memgakibatkan Seungmin pingsan. Baik Yeji maupun Chris, sudah mencoba untuk membujuk Hyunjin agar tidak terus-menerus menangis.

"Mom lapar? " Tanya Yeji yang duduk disamping ranjang Seungmin.

"Tidak. " Gumam Seungmin lemah. Ia baru saja sadar sejam yang lalu.

"Aneh. Padahal Mom sudah pingsan dari kemarin. " Tutur Yeji yang buat Seungmin membulatkan bola matanya.

"Iya, Mom. Jangan sakit lagi. " Sahut Hyunjin yang berada disofa tadinya memainkan ponselnya. Kini ia sudah berlari kearah Seungmin.

"Iya, Hyunjin. Hyunjin juga jangan nangis terus, kan udah gede. Masa mau nangis terus? Malu sama Yeji tau. " Ledek Seungmin yang dijawab dengan mengerucutnya bibir Hyunjin.

"Mom, jangan ledekkin Hyunjin. "

"Enggak, kok. "

"Oh iya, Mom. Kata Dad, nanti pulang kerja Dad mau kesini. " Jelas Hyunjin.

"Ngapain? " Tanya Seungmin polos.

"Mom gak kangen kita main dirumah lagi? Kata Dad, Mom hari ini udah bisa pulang. " Ujar Hyunjin.

"Yang bener kamu? Kok yang jemput gak Om Johnny aja? "

"Gak tau tuh, Dad. "

---

Chris benar-benar menjemput Seungmin dan kedua anak curut dari Rumah Sakit. Juga membantu membereskan barang-barang Hyunjin dan Yeji.

"Tunggu sebentar, aku urus administrasi dulu. " Ucap Chan ke Seungmin yang lagi duduk diranjang sembari mengayunkan kedua kakinya diudara.

"Kok? "

"Kok kenapa? "

"Kok kamu yang bayar? "

"Iya dong, kamu itu udah jadi tanggung jawab aku. Jadi, aku harus nanggung semua yang terjadi sama kamu. " Jelas Chan yang bikin Seungmin ngerasa di jantungnya lagi ada dugem. Rame bener.

"Hah? "

"Kamu nggak baca kontrak? " Ucapnya lalu pergi.

Oh. Kontrak. Berarti cuma sebatas kontrak doang. Ngapain juga si Seungmin mikir kejauhan begitu.

"Min. Nanti abis Hyunjin sama Yeji tidur, temui aku di Ruang Kerja. " Ujarnya disela-sela kegiatan Seungmin mencuci piring. Kan. Tuman kan.

"Iya. Emang harus begini ngomongnya? " Tanya Seungmin jengah akan kelakuan seorang Chris.

"Kan aku ada perlu sama kamu. Memangnya gak boleh? " Tanya Chan balik. Masih dengan posisi sama. Gak berubah. Jadi Chan ngomongnya kayak di telinga Seungmin gitu.

"Nanti karyawan kamu yang lain liat. "

"Berarti kalau gak ada siapa-siapa, boleh kan? "

"Pergi gak. " Ancam Seungmin. Pas banget nih dia lagi megang senjata andalannya buat ngancem Lucas dulu.

"Gak. " Tolak Chan keukeuh.

"Gak mau pergi, huh? " Udah diarahin nih.

"Coba aja kalau berani. " Nantangin nih makhluk satu.

Seungmin gak menyangka hal ini. Ia sudah memgambil ancang-ancang. Namun ditepis begitu saja oleh Chan secepat kilat. Sampai si Seungmin ikutan balikkin badannya. Jadi berhadapan gitu sama Chan. Terus kedua tangan Chan ada disampingnya Seungmin.

Kaget dong si Seungmin. Jago amat nih orang.

"Bandel ya, udah dibilangin tadi. " Ucapnya lalu pergi meninggalkan Seungmin dengan jantung yang bekerja dua kali lebih cepat.

---

"Chris. " Panggil Seungmin untuk mengecek apa Chris ada gak diruang kerjanya. Sesuai permintaannya tadi Sore.

"Masuk. "

"Kenapa Hyunjin bisa sama Chaeryeong kemarin? " Tanyanya santai tapi mengintimidasi Seungmin secara tidak langsung.

Memang dasarnya si Chris, tanpa basa-basi. Langsung.

"Eum, itu.. "

"Jawab pertanyaan saya. "

"Eum, k-kemarin saya telat jemput Hyunjin. " Habis riwayat Seungmin. Bener deh.

"Kenapa bisa telat?!? Kamu nggak tahu apa yang bisa terjadi sama anak saya jika kamu lalai seperti ini?!? " Bentak Chan.

"M-maaf. "

"Saya tanya kenapa kamu bisa telat?!? "

"S-saya k-ketiduran. " Seungmin makin menunduk dalam dan memejamkan matanya.

Terdengar Chan menghembuskan napasnya keras. Frustasi. Ia mengerti bagaimana perasaan Chris. Apalagi ini anak kesayangannya.

"Bagaimana jika hal ini terulang kembali? Hyunjin pasti akan memaafkanmu. Tapi, saya belum tentu. "

"Saya akan melakukan apa saja. "

"Yakin? Bahkan harga tubuh kamu saja, tidak ada seperempatnya. "

To be Continue

Babysitter ° ChanMin °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang