20 ¦ Bangga

5.2K 776 85
                                    


Happy Reading
Stay safe and healthy yaaa
Luv ya ❤

Sebagai bentuk pertanggungjawaban Seungmin terhadap Chan, jadilah sekarang dia di Kantornya Chan. Tidak terlalu serius sampai harus menggunakan kursi roda atau kruk dan kawannya. Chan masih bisa berjalan, apalagi kondisinya sudah membaik. Hanya saja masih harus pelan-pelan.

Sebenarnya Seungmin malas harus berada seharian dengan Chan. Kalau dilihat, Chan juga malas sebenarnya ke Kantor. Itu karena adanya sebuah panggilan dari Ryujin. Entah apa.

"Chan. " Panggil Ryujin saat melihat Chan dan Seungmin keluar dari lift.

"Ada Chaeryeong didalam. " Bisiknya setelah menapakkan langkahnya secara perlahan supaya tak menimbulkan suara.

"Kenapa kau biarkan dia masuk?!? " Ucap Chan panik namun berbisik. Ia tak ingin Chaeryeong tahu bahwa dia sudah datang. Karena pasti, Chaeryeong akan menempeli Chan seharian layaknya perangko.

"Kau tahu dia gimana, kan?! Kau tak lihat ini hasil cakarannya? " Oceh Ryujin sambil memperlihatkan lengannya yang tergores.

"Kenapa kita gak masuk aja sekarang? " Sahut Seungmin. Dia udah pegel megangin Chan aja seharian. Udah mana diliatin di lobby tadi. Malu betol ah.

"Euh, benar juga. "

Apa Chan kalo panik itu jadi gublu? Mungkin.

Netra Chan sudah menangkap sesosok perempuan dengan pakaian mini nan transparannya duduk santai di sofanya.

"Chris, mari sini ku bantu. Kau keluar. " Ucapnya menghampiri Seungmin dan Chan.

"Baiklah. " Seungmin sudah diusir. Yaudah, dia keluar. Lagipula dia mau makan laper euy.

Tanggung jawab? Toh Chan udah sembuh ini tinggal dikit aja kok sakitnya. Juga dia punya perawat pribadinya, Chaeryeong, yang mengaku menjadi calon istri Chan. Ngapain ngerepotin Seungmin kalo gitu.

"Ryujin, boleh minta kartunya? " Tanya Seungmin setelah keluar dari ruangan Chan.

"Cemburu, ya? " Ledek Ryujin. "Makanya kayaknya marah gitu mukanya. " Sambungnya bagaikan peramal.

"Siapa yang cemburu? Enggak ada. Udah mana kartunya. " Tolak Seungmin pakai nada tinggi.

"Iya deh, iya. Percaya, kok. Percaya. Nih. Jangan makan sama piring-piringnya, ya. "

Mau ngeledek nih Ryujin.

"Terserah, dah. Terserah. " Pasrah Seungmin.

Seungmin mulai turun ke bagian Kantin. Agak ramai karena belum jam kerja juga. Seungmin sih santai aja. Toh dia juga bukan baru makan sekali disini.

"Makan apa, ya? " Monolog Seungmin sambil lihat menu yang berjejer dipapan.

"Semuanya juga enak kalo gratis mah. " Sahut seseorang. Orang itu adalah Mina.

"Kak Mina. " Seru Seungmin senang. Akhirnya setidaknya ada yang dia kenal di Kantor sebesar ini selain Chan dan Ryujin.

"Kakak mau sarapan? Ayo bareng aku. "

Seungmin kalo makan emang enggak kira-kira. Porsi kuli. Bahkan Mina aja cuma makan satu porsi. Singkatnya, seperempat meja itu punya Mina. Sisanya, ya punya Seungmin.

"Gimana kak, kerja disini? Seru nggak? " Tanya Seungmin antusias.

Mereka larut dalam pembicaraan. Tentu mengundang bingung banyak orang. Bagaimana tidak? Mina, mantan pekerja dirumah Chan bisa dekat dengan tamu istimewa atasan mereka. Kenapa disebut tamu istimewa? Karena Seungmin punya kartu unlimited buat makanan dan minuman di Kantor ini. Bebas.

Babysitter ° ChanMin °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang